JABAR EKSPRES – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika menilai, arsip bukan sekadar dokumen administratif, melainkan jejak digital yang berperan penting sebagai penyelamat ketika terjadi persoalan.
Sehingga, ia menegaskan pentingnya pengelolaan arsip digital dan peningkatan budaya literasi sebagai bagian dari kinerja utama pemerintah daerah.
“Kalau arsipnya baik, arsip bisa menjadi jejak digital yang menyelamatkan,” ujarnya, Kamis (6/11).
Baca Juga:Terinspirasi dari Megamendung, Bupati Bogor Canangkan Program 'Satu Kecamatan Satu Hutan Kota' Mulai 2026Pemkot Bogor Usulkan 68 Titik Lahan untuk Gerai dan Gudang Koperasi Kelurahan Merah Putih
Ia juga menyoroti rendahnya indeks literasi di Kabupaten Bogor yang perlu menjadi perhatian serius seluruh perangkat daerah dan masyarakat.
Menurutnya, peningkatan budaya baca harus dilakukan dengan cara mendekatkan fasilitas literasi ke masyarakat.
“Dinas Arsip dan Perpustakaan dapat memperluas akses baca di ruang-ruang publik. Contohnya negara maju yang menyediakan perpustakaan di setiap taman, sehingga budaya membaca tumbuh dari lingkungan sehari-hari,” tandasnya.
Sebagai langkah konkret, Ajat meminta agar pada tahun 2026 setiap taman di Kabupaten Bogor memiliki perpustakaan mini.
“Kita sudah punya gerakan Selasa Membaca. Ke depan, saya minta dinas menempatkan fasilitas perpustakaan mini di taman-taman. Jadi masyarakat terbiasa membaca bukan hanya pesan WA atau media sosial, tapi juga buku-buku bermutu,” tuturnya.
Ajat menambahkan, budaya membaca tidak boleh lagi dianggap sebagai kegiatan elit atau terbatas pada kalangan tertentu.
“Prinsipnya, budaya membaca harus didekatkan ke masyarakat, bukan masyarakat yang harus mendatangi kita,” jelasnya.
Baca Juga:Canangkan Angkutan Tambang Dibawa Kereta, Pemkab Bogor Sebut Agar Tak Bebani Jalan RayaPohon Karet Kebo Tua di Sekitar Balai Kota Bogor Ditebang, Disperumkim Pastikan Lakukan Penanaman Kembali
Dalam kesempatan yang sama, Ajat berharap kegiatan Arsipelago mampu meningkatkan kesadaran aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat dalam mengelola dokumen serta memperkuat budaya literasi.
Ia menegaskan, digitalisasi arsip dan peningkatan literasi menjadi Indikator kinerja utama pemerintah daerah.
“Perbaikan sistem digitalisasi arsip pemerintah harus terus dilakukan, termasuk optimalisasi aplikasi Srikandi yang digunakan saat ini,” ujarnya.
Kegiatan Arsipelago 2025 juga diisi dengan penyerahan penghargaan bagi perangkat daerah, RSUD, dan kecamatan terbaik dalam pengelolaan arsip dan perpustakaan, termasuk kategori Pengguna Aplikasi Srikandi Terbaik, Perpustakaan Terbaik, serta Pembudaya Gemar Membaca.
Selain itu, digelar pula lomba menulis cerpen, menyanyi, dan mewarnai untuk anak usia 7–8 tahun.
