JABAR EKSPRES – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melancarkan kritik tajam terhadap China dengan menuduh Beijing sengaja menolak membeli kedelai dari Amerika Serikat. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk “permusuhan ekonomi” dan mengisyaratkan kemungkinan adanya langkah pembalasan dari pihak Washington.
Melalui unggahan di media sosial pada Selasa (14/10), Trump menyampaikan bahwa pemerintahnya tengah meninjau opsi untuk menghentikan sejumlah kerja sama dagang dengan China, terutama yang berkaitan dengan minyak goreng dan beberapa sektor perdagangan lainnya.
“Kami sedang mempertimbangkan untuk menghentikan bisnis dengan China yang berkaitan dengan minyak goreng dan beberapa elemen perdagangan lainnya sebagai pembalasan. Sebagai contoh, kami bisa dengan mudah memproduksi minyak goreng sendiri. Kami tidak perlu membelinya dari China,” tulisnya.
Baca Juga:4 Mie Instan Cup Terenak dan Terpopuler di Indonesia Tahun 2025Harga Emas Perhiasan 17 Karat Hari Ini Naik, Sentuh Rp 1,9 Juta per Gram
Ketegangan ini mencuat menjelang rencana pertemuan antara Trump dan Presiden China, Xi Jinping, yang dijadwalkan berlangsung di Korea Selatan dalam rangka KTT ekonomi kawasan Asia-Pasifik pada akhir bulan. Trump menegaskan bahwa isu penghentian impor kedelai Amerika oleh China akan menjadi salah satu topik utama dalam pembicaraan tersebut.
Sektor pertanian AS, khususnya para produsen kedelai, menjadi pihak yang paling terdampak dari perang dagang antara kedua negara. Kebijakan tarif yang diberlakukan pemerintahan Trump terhadap barang-barang impor dari China membuat Beijing membalas dengan menghentikan pembelian sejumlah komoditas utama Amerika, termasuk kedelai.
Akibatnya, China beralih ke negara pemasok lain di Amerika Selatan, seperti Brasil, untuk memenuhi kebutuhan pasokan kedelai mereka.
Meskipun sebelumnya Trump sempat melunakkan sikapnya terhadap Beijing, retorikanya kembali mengeras setelah indeks saham AS mengalami penurunan pada akhir pekan lalu. Penurunan itu dipicu oleh kekhawatiran terhadap ancaman tarif tambahan yang akan diberlakukan pemerintah AS terhadap produk impor asal China.
Situasi kian memanas setelah China pada Kamis lalu mengumumkan kebijakan pembatasan ekspor terhadap logam tanah jarang dan teknologi penting untuk industri berteknologi tinggi. Sebagai tanggapan, Trump mengancam akan menerapkan tarif tambahan hingga 100 persen terhadap berbagai produk asal China.
Namun, di tengah meningkatnya tensi perdagangan tersebut, Trump juga mencoba menenangkan situasi dengan menyatakan bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan China “akan baik-baik saja”.
