JABAR EKSPRES – Melalui gerakan wakaf pendidikan, Cinta Qur’an Foundation (CQF) meresmikan Pesantren Sam’an Cinta Qur’an di Bandung Barat.
Pesantren tahfiz tersebut khusus tunanetra putri pertama di Indonesia yang menjadi pusat dakwah Qur’ani ramah disabilitas.
Pesantren yang berlokasi di Kompleks Setiabudi Regency, Desa Cigugur, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat ini menjadi tonggak baru inklusivitas pendidikan Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas netra.
Baca Juga:Pangkas Dana Transfer Daerah, Pakar Unpad Peringatkan Potensi KetimpanganYayasan Kasih Palestina Siap Bangun Kembali Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza
Gedung tahap pertama yang kini rampung meliputi ruang belajar, ruang guru, dan lounge santri. Pembangunan pesantren ini merupakan hasil kolaborasi antara CQF dan Yayasan Sam’an Netra Mulia Berkah.
Ketua CQF, Ustadz Fatih Karim, mengatakan pendirian pesantren Sam’an menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat menuntut ilmu dan berdakwah.
“Para santri di Sam’an mengajarkan kepada kita bahwa yang melihat bukan mata, tapi hati yang diterangi cahaya Al-Qur’an. Melalui wakaf pendidikan, kita ingin memastikan setiap santri memiliki tempat yang layak untuk belajar dan berjuang,” ujarnya, Senin (13/10/2025).
Ia menambahkan, pembangunan tahap kedua akan segera dimulai dan ditargetkan selesai sebelum Ramadan 1447 H. Tahap ini akan mencakup pembangunan asrama serta gedung serbaguna yang difungsikan sebagai mushala, aula kegiatan, dan pusat kajian Qur’an.
Total kebutuhan dana untuk tahap kedua diperkirakan mencapai Rp2,1 miliar. Dana tersebut akan dihimpun melalui Program Wakaf Pendidikan Sam’an Cinta Qur’an, bagian dari jaringan wakaf pendidikan CQF bersama Sekolah Generasi Qur’an di Bogor dan Kampus Da’i Cinta Qur’an Center di Bintaro.
Fatih menegaskan, pembangunan pesantren ini bukan hanya menghadirkan bangunan fisik, tetapi juga menciptakan ekosistem dakwah Qur’ani yang ramah disabilitas.
“Sam’an adalah rumah bagi para penjaga cahaya Al-Qur’an. Di sini, keterbatasan tidak menjadi alasan untuk berhenti, tapi menjadi alasan untuk semakin dekat dengan Allah,” katanya.
