JABAR EKSPRES – Kampung Berseri Astra (KBA) Mitra Dago Parahyangan sukses mengelola sampah secara mandiri. Komplek perumahan menengah atas itu bisa jadi contoh di tengah masalah klasik Kota Bandung.
Sampah masih menjadi salah satu masalah serius bagi Kota Bandung. Kota yang ada di Provinsi Jawa Barat itu punyak sejarah panjang dengan sampah.
Kisah itu dimulai pada 2005 lalu. Tepatnya pada 21 Februari 2005. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah longsor disertai ledakan gas metana. Padahal kala itu TPA di Kota Cimahi tersebut jadi andalan Kota Bandung untuk membuang sampah.

Baca Juga:Soal Pengolahan Sampah, Pemkot dan Pasar Induk Caringin Masih BuntuPengelola Pastikan Sampah Pasar Induk Caringin Masih Terkendali, Pengunjung: Sampahnya Tetap Menumpuk!
Buntut peristiwa yang menewaskan 157 orang itu, Kota Bandung kelimpungan dalam membuang sampahnya. Sampah tak terangkut, Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di sudut-sudut kota penuh.
Mimpi buruk itu terulang. Sabtu (19/8/2023), TPA Sarimukti kebakaran. Padahal TPA di Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat itu jadi lokasi pengganti TPA Leuwigajah.
Dampaknya, pembuangan sampah ke TPA Sarimukti tersendat, demikian halnya dari Kota Bandung. Buntutnya, sampah-sampah warga Kota Bandung tak terangkut, bahkan menggunung di hampir 263 TPS di Kota Bandung.
Atas kejadian itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menetapkan status darurat sampah untuk Bandung Raya. Kemudian disusul Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Sebagaimana Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 658.1/Kep.1843-DLH/2023, status tanggap darurat dimulai 28 Agustus 2023. Pemkot berfikir keras untuk mengurangi volume sampah. Langkahnya cukup sporadis. Salah satunya, Pemkot yang saat itu dipimpin Ema Sumarna sebagai Plh Wali Kota berupaya menggali sejumlah lubang di Taman Tegallega. Itu untuk menimbun sampah-sampah organik.
Kondisi berangsur membaik hingga tertanggal 27 Desember 2023, status tanggap darurat dicabut.

Februari 2025, Kota Bandung punya nahkoda baru. Yakni M Farhan dan Erwin. Di awal kepemimpinannya, Farhan juga menegaskan bahwa sampah masih menjadi masalah utama Kota Bandung.
Di sisi lain, produksi sampah Kota Bandung memang tidak sedikit. Dari data yang dihimpung Jabar Ekspres, jumlahnya fluktuatif. Misal dari 2018 di angka 1.599,92 ton per hari hingga 2024 ada di angka 1.496,31 ton per hari. Detail di info grafis.
Perumahan Elit Sulit Diatur
Baca Juga:Sampah Pasar Caringin Capai 40 Ton per Hari, Pengelola Siapkan BioteknologiOperasi Mesin Sampah Kecil di Bandung Disetop Sementara, Ini Alasannya
Pemkot Bandung tidak tinggal diam untuk menuntaskan masalah sampah. Berbagai upaya dilakukan, termasuk berupaya membangun simpul-simpul wilayah bebas sampah. Namanya Kawasan Bebas Sampah (KBS).
