JABAR EKSPRES – Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandung, mengalami kenaikan dalam dua pekan terakhir. Pedagang menyebut harga yang semula Rp26 ribu per kilogram, kini mencapai Rp30 ribu.
“Dua minggu bertahap naik. Sekarang jadi Rp30 ribu, asalnya Rp26 ribu. Stabil-stabil saja sekarang, tapi pembeli berkurang,” kata Eeng (57) kepada Jabar Ekspres di Pasar Kosambi, Jumat (26/9).
Dirinya memperkirakan penurunan penjualan mencapai lebih dari 50 persen. Eeng menyebut kenaikan harga dipicu mahalnya pakan ayam.
Baca Juga:Bandung Zoo Ditutup, Farhan Sebut Selama Yayasan Berkonflik Tidak akan DibukaKeracunan Massal MBG di Bandung Barat, Kepastian Penyebab Tunggu Hasil Uji Lab!
Hal tersebut berdasarkan informasi yang diterima dari peternak, harga pakan kembali naik sehingga berimbas pada harga telur di pasaran.
“Kendala kenaikan karena ada harga pakan lagi mahal buat ayam,” ujarnya.
Meski harga naik, Eeng memastikan pasokan telur masih aman. Dia hanya meminta pemerintah menekan harga pakan agar harga jual telur kembali stabil.
“Supaya daya beli dan jual normal,” katanya.
Hal senada disampaikan Erus, 62 tahun, pedagang lain. Dirinya mencatat harga telur naik dari Rp28-29 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram. Kenaikan ini berlangsung lebih dari sepekan.
“Sekarang pembeli sedikit. Kalau pembeli (sedikit) mah sudah terasa sejak awal tahun. Tapi ini (harga) masih standar, tidak terlalu tinggi,” ujar Erus.
Menurut Erus, stok telur tidak mengalami kendala. Namun, sepinya pembeli terasa sejak harga naik makin memperparah pendapatan para pedagang telur di pasar.
Lantas dirinya mengharapkan, pemerintah memberi bantuan agar harga kembali stabil. “Jadi semoga segera distabilkan harga. Ini saja seharian belum ada yang terjual,” keluhnya.
