Tekan Risiko Keracunan MBG, Pemkot Bandung Perketat Pengawasan Dapur SPPG

Tekan Risiko Keracunan MBG, Pemkot Bandung Perketat Pengawasan Dapur SPPG
Petugas SPPG menyiapkan Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur SPPG 3 dan 4 di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (23/9). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memperketat pengawasan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, seperti insiden yang sebelumnya terjadi di Kabupaten Bandung Barat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Sony Adam, menyatakan bahwa seluruh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG kini berada di bawah pemantauan intensif. Setiap pengelola dapur juga telah mengikuti pelatihan mengenai standar penyajian makanan yang sehat dan aman.

“Beberapa bulan terakhir kami telah mengadakan sosialisasi. Isinya meliputi pengolahan makanan yang higienis, pemilihan bahan pangan berkualitas, dan kewajiban melengkapi izin operasional,” jelas Sony, Rabu (24/9).

Baca Juga:Pastikan MBG Aman Dikonsumsi, Wali Kota Cimahi Libatkan Dinkes hingga Kejari dalam PengawasanKorban Capai 364 Orang, Pemkab Bandung Barat Tetapkan Kasus Keracunan Massal MBG sebagai KLB! 

Setelah tahap sosialisasi, Dinkes terus melakukan pembinaan. Tim kesehatan rutin melakukan inspeksi ke dapur-dapur MBG, termasuk ke sekolah-sekolah penerima program. Jika ditemukan potensi masalah, pihaknya langsung memberikan arahan dan perbaikan.

“Pemeriksaan dilakukan secara terjadwal, ada yang mingguan, ada juga yang bulanan. Tujuannya memastikan semua dapur mematuhi standar keamanan pangan,” tambahnya.

Menurut Sony, penyebab utama kasus keracunan makanan biasanya berkaitan dengan kualitas air yang digunakan, cara penyajian yang kurang bersih, tenaga kerja yang abai menjaga kebersihan, atau bahan makanan yang tidak layak konsumsi. Oleh karena itu, setiap potensi risiko harus segera ditangani.

Sony juga mengakui bahwa sebagian besar pengelola MBG di Kota Bandung cukup taat pada regulasi. Namun, beban kerja yang tinggi menjadi tantangan tersendiri, mengingat proses memasak dalam skala besar dilakukan setiap hari dalam waktu terbatas.

“Ini pekerjaan berat. Dibutuhkan kedisiplinan tinggi, sarana yang memadai, dan bahan makanan yang benar-benar terjaga mutunya,” ujarnya.

Meski tantangan terus ada, Pemkot Bandung tetap berkomitmen menjaga kualitas dan keamanan program MBG. Program ini tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga menjamin makanan yang mereka konsumsi aman bagi kesehatan.

“Kami ingin anak-anak penerima MBG tidak hanya tercukupi gizinya, tapi juga terlindungi dari risiko keracunan,” tutup Sony. (Dam)

0 Komentar