JABAR EKSPRES – Antisipasi potensi bencana akibat pergerakan Sesar Lembang terus diperkuat Pemerintah Kota Cimahi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi menyiapkan 55 titik evakuasi yang tersebar di 15 kelurahan sebagai bagian dari strategi kesiapsiagaan menghadapi ancaman gempa bumi.
Langkah ini dilakukan menyusul peningkatan status kewaspadaan bencana yang ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Pemerintah Kota Cimahi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fithriandy Kurniawan, menegaskan kesiapsiagaan bukan hanya menyangkut kesiapan personel internal, tetapi juga melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam kerangka pentahelix.
Baca Juga:BMKG Ungkap Potensi Gempa Sesar Lembang Capai Magnitudo 5,5, Ini Daerah yang Paling TerasaBMKG Ungkap Fakta Aktivitas Kegempaan Sesar LembangĀ
“Dalam situasi siaga daerah yang setingkat lebih siaga mengantisipasi Sesar Lembang ini, kita memastikan anggota lebih siap, peralatan lebih siap, kemudian juga personel di luar BPBD yang lebih siap,” kata Andy saat dikonfirmasi, Sabtu (6/9/2025).
Ia menjelaskan, 55 titik evakuasi yang telah disiapkan tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengungsian sementara, tetapi juga difungsikan untuk penampungan logistik, pendirian tenda darurat, hingga rumah sakit lapangan.
Fasilitas tersebut, tuturnya, dirancang agar mampu menampung kebutuhan warga saat terjadi kondisi darurat.
“Kami Pemerintah Kota Cimahi sudah menetapkan sekitar 55 titik evakuasi di tingkat kota, tersebar di 15 kelurahan. Tapi kami sampaikan untuk menuju ke sana, harus diperhatikan dulu evakuasi mandirinya,” tambahnya.
Sebagai bentuk penguatan kapasitas, BPBD Cimahi juga menggelar pelatihan dan sosialisasi di Vin’s Berry Park, Jalan Kolonel Masturi, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan ini melibatkan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB), perangkat daerah, serta perwakilan masyarakat.
Dalam pelatihan tersebut, peserta mendapatkan materi penting seputar manajemen kebencanaan, teknik evakuasi horizontal maupun vertikal, cara berkomunikasi dengan perangkat handy talky, hingga koordinasi lintas instansi.
Menurut Fithriandy, simulasi yang digelar di kawasan padat penduduk ditujukan agar masyarakat mengetahui cara bertindak yang tepat ketika gempa terjadi.
Baca Juga:Rencana Anggaran ESDM Capai Rp21,67 Triliun di RAPBN 2026, Ini Rinciannya!BI Berkomitmen Jaga Stabilitas Ekonomi untuk Mencapai Target 5,4 Persen pada RAPBN 2026
“Kita adakan simulasi di tempat yang cukup padat penduduk untuk mencontohkan bagaimana pergerakan yang benar saat gempa, khususnya potensi dari Sesar Lembang. Tujuannya agar masyarakat bisa lebih siap dan mampu meminimalisir korban,” ujarnya.
