Hama Wereng Serang 300 Hektare Sawah, Petani Bangunharja Terancam Gagal Panen

Hama Wereng Serang 300 Hektare Sawah, Petani Bangunharja Terancam Gagal Panen
Hama Wereng Serang 300 Hektare Sawah, Petani Bangunharja Terancam Gagal Panen (Antara)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Petani padi di Desa Bangunharja, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, terancam alami gagal panen akibat serangan hama Wereng Batang Cokelat (WBC) yang terdeteksi sejak akhir Juli 2025 terus meluas dengan cepat.

Serangan hama itu membayangi ratusan hektare sawah dan memicu kecemasan yang mendalam di kalangan petani setempat. Bahkan, luas lahan terdampak kini mencapai sekitar 300 hektare, dengan kerusakan yang semakin nyata.

Kepala Desa Bangunharja, Carikin, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi yang berkembang pesat ini. “Awalnya hanya satu dua petak sawah yang menunjukkan gejala serangan. Namun dalam waktu singkat, hama ini menyebar ke beberapa blok persawahan. Kondisi saat ini sangat mendesak,” tegas Carikin, Kamis (14/8/2025).

Baca Juga:Evaluasi Tata Kelola Distribusi Pupuk Subsidi, Kementan Jamin Petani Tak Kesulitan?Peran Strategis Babinsa dan PPL Percepat Serapan Gabah Petani di Cirebon

Ia menjelaskan bahwa hama wereng terutama menyerang tanaman padi berusia rentang 30 hingga 45 Hari Setelah Tanam (HST), fase kritis menjelang pengisian bulir. “Kalau tidak cepat ditangani, kerusakannya bisa sangat parah,” imbuhnya.

Gejala serangan WBC terlihat jelas di sepanjang hamparan sawah Desa Bangunharja. Daun-daun padi menguning, mengering, dan akhirnya mati akibat hama yang menghisap cairan batang dan pelepah. Fenomena yang dikenal sebagai ‘hopperburn’ ini membuat sebagian petani memilih langkah drastis, memanen padi lebih awal dari jadwal.

Respons pun datang. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) bersama tim dari Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis telah turun ke lapangan untuk melakukan monitoring, memberikan arahan teknis, dan menyalurkan bantuan pestisida. Carikin mengakui bantuan tersebut namun menyatakan jumlahnya masih jauh dari memadai.

“Kami berterima kasih atas bantuan pestisida yang sudah diberikan pemerintah. Namun, untuk meng-cover 300 hektare lahan yang terdampak dan berisiko, stok yang ada masih sangat kurang. Petani sangat membutuhkan lebih banyak pestisida segera. Kalau penanganan terlambat, kerugian akan semakin membengkak,” tutur Carikin.

Carikin juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas petani. “Pelatihan budidaya padi yang lebih baik, termasuk pemahaman mendalam tentang penanggulangan hama dan pemeliharaan ekosistem sawah yang sehat, sangat dibutuhkan. Jika petani lebih paham dan siap, intensitas dan dampak serangan seperti ini bisa ditekan secara signifikan,” ujarnya.

0 Komentar