Harga Mobil Listrik EV Anjlok Makin Murah, Konsumen Rugi hingga Rp180 Juta

Harga Mobil Listrik EV Anjlok Makin Murah
Harga Mobil Listrik EV Anjlok Makin Murah
0 Komentar

JABAR EKSPRES – GIIAS 2025 di gedung ICE BSD bisa dikatakan menjadi pemicu awal terjadinya perang harga mobil listrik (EV) di Indonesia. Bagaimana tidak, pada ajang tersebut, banyak pengguna EV mengaku terkejut dan tak percaya bahwa mobil yang baru mereka beli beberapa bulan sebelumnya, kini ditawarkan dengan harga yang jauh lebih murah, bahkan selisihnya bisa mencapai lebih dari Rp100 juta.

Reaksi yang muncul pun beragam. Di satu sisi, kita terkejut melihat penurunan harga yang drastis ini. Namun di sisi lain, fenomena ini sebenarnya sudah bisa diprediksi, mengingat tren harga EV yang terus menurun dari waktu ke waktu.

Terutama jika kita melihat rekam jejak produsen EV terbesar asal Tiongkok, yakni BYD, yang dikenal kerap memainkan strategi harga agresif dan tak masuk akal. BYD telah beberapa kali memicu perang harga di pasar global, bahkan menyebabkan sejumlah startup EV lokal di Tiongkok gulung tikar akibat persaingan harga yang tak sehat.

Baca Juga:Berhenti Berhemat, Ini 7 Cara Realistis Dapat Rp1 Miliar Pertama Tanpa Warisan4 Cara Mendapatkan Rp100 Juta Pertama Tanpa Modal yang Bisa Anda Coba Sekarang

Prediksi para pakar otomotif bahwa fenomena serupa akan merambah ke Indonesia kini benar-benar terjadi. Dan sayangnya, dampaknya paling besar dirasakan oleh konsumen.

Setelah gelaran GIIAS kemarin, berbagai forum dan grup pengguna EV di Indonesia mulai dipenuhi dengan surat terbuka yang ditujukan kepada para produsen mobil listrik. Salah satu keluhan datang dari seorang pengguna yang mengungkapkan bahwa temannya baru saja melakukan pemesanan (SPK) untuk mobil Wuling Binguo varian 410 km pada bulan Februari.

Namun dalam waktu hanya tujuh bulan, harga mobil tersebut sudah turun hingga Rp180 juta. Penurunan harga sebesar ini tentu sangat mengejutkan dan merugikan konsumen yang telah membeli dengan harga awal.

Akibat situasi ini, beberapa anggota komunitas pengguna EV bahkan berniat mengambil langkah hukum, termasuk melakukan penggalangan massa dan mengajukan permintaan intervensi kepada DPR. Dalam diskusi tersebut, mereka menyampaikan temuan bahwa Wuling diduga mengambil margin kotor hingga 50% dari penjualan Binguo di Indonesia.

Fakta lain yang membuat publik semakin geram adalah perbandingan harga Binguo antara Indonesia dan Thailand. Berdasarkan data yang beredar, varian 333 km di Indonesia dijual seharga Rp358 juta, sedangkan di Thailand hanya Rp187 juta. Sementara itu, varian 410 km di Indonesia dijual seharga Rp408 juta, sedangkan di Thailand hanya Rp218 juta. Selisih harga antara kedua negara untuk model yang sama berkisar antara Rp140 juta hingga Rp190 juta.

0 Komentar