Ia bahkan memiliki pengikut yang menggunakan gelar palsu seperti KPH (Kanjeng Pangeran Haryo), padahal tidak pernah memiliki legitimasi dari keraton manapun. Banyak kisah seputar klaim palsu ini, namun biarlah itu disampaikan langsung oleh sumber yang benar-benar memahami struktur dan adat dari kerajaan Jawa yang sebenarnya.
Dengan demikian, apa yang kami sampaikan hari ini, sekali lagi, adalah bagian dari upaya bersama untuk melawan kezaliman dan kebohongan besar yang selama ini merusak kepercayaan publik. Terima kasih kami ucapkan kepada para kuasa hukum dan semua pihak yang telah mendukung perjuangan ini. Kita harus terus berdiri melawan ketidakadilan ini, karena yang kita lawan bukan hanya kebohongan, tetapi sistem yang telah merusak sendi-sendi kejujuran di negeri ini.
