Terkait dengan embos pada ijazah, perlu saya sampaikan bahwa embos tersebut merupakan logo resmi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan tidak mungkin dibuat secara sembarangan, terlebih lagi di tempat seperti Pasar Pramuka. Embos ini tercetak timbul dan bahkan tembus ke bagian belakang kertas. Selain embos, terdapat pula benang pengaman dalam kertas ijazah asli, menunjukkan bahwa kertas tersebut genuine (asli). Hal ini bisa saya tunjukkan pada ijazah milik saya pribadi.
Jika Anda melihat nama saya di dokumen tersebut tertulis “Suryo Udoro” dan bertanya-tanya, perlu saya klarifikasi bahwa saya memang pernah berganti nama dari Roy Suryo Udoro menjadi KRMT Roy Suryoto Diprojo. Pergantian nama ini resmi dan merupakan gelar kehormatan dari Keraton Pakualaman dan Keraton Yogyakarta. Gelar-gelar seperti ini tidak bisa dibeli, berbeda dengan pihak lain yang tiba-tiba menggunakan gelar “Kanjeng Pangeran Haryo (KPH)” tanpa asal-usul yang jelas, bahkan ada yang mengaku bernama “Pangeran Mangkubumi” tanpa latar belakang yang dapat dibuktikan.
Selanjutnya, pada ijazah asli juga terdapat logo tengah dengan tinta khusus, yang pada beberapa bagian bisa tembus ke belakang kertas. Tinta ini bukan tinta biasa, melainkan bahan mahal yang memang digunakan untuk dokumen resmi.
Baca Juga:4 Penyebab Motor Honda Cepat Panas dan Overheat, Ini SolusinyaLink Resmi Cek Penerima BSU 2025 Pakai NIK, Jangan Tertipu Link Palsu
Kemudian, pada ijazah tahun-tahun tertentu, termasuk sampai tahun 1985, terdapat materai resmi dengan nilai tertentu. Jika materai yang digunakan berbeda nominal atau warnanya, maka ijazah tersebut patut dicurigai sebagai palsu. Detail mengenai nilai materai tersebut untuk sementara tidak saya sebutkan di sini karena akan menjadi bagian dari bukti yang dibawa ke pengadilan.
Jadi, secara garis besar, terdapat lima indikator penting yang membedakan ijazah asli milik lima orang alumni UGM (angkatan 1985) dengan dokumen yang disebut-sebut sebagai milik Joko Widodo. Saya pribadi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para kakak kelas saya di UGM yang telah menyerahkan dokumen-dokumen ini secara langsung kepada kami.
Bagi aktivis atau alumni UGM lainnya yang ingin turut menyerahkan bukti, silakan menghubungi kuasa hukum kami, atau langsung kepada dr. Resmon maupun dr. Tifa. Kami akan menyimpan dan merawat semua dokumen dengan baik sesuai amanah yang diberikan.
