Warga Ingin Proyek Normalisasi Drainase Rancaekek Cepat Beres, Sahidin Berjuang Temui KDM hingga Lepas Jabatan Kadus

Proyek normalisasi drainase oleh DPUTR di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung mangkrak dan belum ada kejelasan penyelesaian. (Yanuar/Jabar Ekspres)
Proyek normalisasi drainase oleh DPUTR di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung mangkrak dan belum ada kejelasan penyelesaian. (Yanuar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung dinilai mangkrak dan belum ada penyelesaian.

Diketahui, proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya itu, sudah dilakukan pembongkaran, digarap sejak awal Maret 2025 lalu, namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti alias mangkrak terbengkalai.

Warga Desa Rancaekekwetan, Sahidin (42) mengatakan, awal dimulainya proyek tak ada sosialisasi dan pemberitahuan terlebih dahulu.

Baca Juga:Hadir di Kawasan UPI Bandung, Hotel Bumi Siliwangi Tawarkan Fasilitas untuk Sivitas AkademikaKonsultasi ke Warga Sekitar, Geodipa siap Sukseskan Pembangunan PLTP Patuha Unit 2 di Bandung

“Jadi langsung mendadak, tapi itu dilakukan katanya karena bentuk tanggap darurat. Sebagai langkah mengatasi masalah banjir,” katanya kepada Jabar Ekspres, Jumat (13/6).

Proyek normalisasi drainase tersebut, ujar Sahidin, dikerjakan oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung sejak Maret 2025 lalu dan dinilai mangkrak karena hanya sebatas pembongkaran saja.

“Proyek normalisasi drainase yang katanya akan selesai sebelum Idulfitri 2025, kemudian ditunda dulu karena libur panjang cuti bersama,” ujarnya.

Dampaknya, dikarenakan jembatan di atas drainase menuju kios dan toko telah dibongkar, sedangkan perbaikan tak kunjung ada lanjutan, membuat sejumlah warga kesulitan beraktivitas akibat akses yang rusak.

Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, proyek yang katanya akan menormalisasi drainase, baru sebatas mengbongkar jembatan-jembatan di atas saluran air baik ke toko, kios, bengkel, material, rumah di pinggir jalan atau pun akses masuk menuju gang pemukiman.

Akibat jembatan di atas drainse telah dibongkar akses ke kios, toko, bengkel, rumah dan ke geng terganggu. Akhirnya warga membangun jembatan darutat dengan kayu.

Masih dalam pantauan, keluhan dan jeritan puluhan warga ini dilampiaskan dengan memasang sejumlah spanduk di lokasi proyek.

Baca Juga:Korupsi Dana Pramuka Terbongkar! Erwin: ASN Wajib Belajar dari Kasus Ini!Dana Hibah Jadi Ladang Duit? 4 Nama Besar di Balik Korupsi Pramuka Bandung

Spanduk di antaranya bertuliskan ‘Proyek Mangkrak Normaliasi Selokan’ dan ‘Mohon Tidak Lanjuti, Berani Bongkar, Berani Pasang’ serta tulisan ‘Katanya Membenahi Malah Ngarurujit (memperburuk)’.

Sahidin yang sempat menjabat sebagai Kepala Dusun (Kadus) 4, yang membawahi RW09 dan RW22, mengungkapkan bahwa mangkraknya proyek membuat warga sangat terdampak dan dirugikan.

Tekanan dan keluhan warga RW09 serta RW22 yang wilayahnya terdampak proyek pun dinilai tinggi. Mereka selalu mendatangi rumah Sahidin, untuk mempertanyakan kejelasan kapan selesainya normalisasi drainase tersebut.

0 Komentar