JABAR EKSPRES – Sejumlah warga di wilayah Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, mengalami penurunan omzet usaha akibat proyek normalisasi drainase yang mangkrak.
Sebanyak 40 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di pinggir Jalan Raya Rancaekek-Majalaya, terkena dampak dari molornya proyek normalisasi drainase yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung.
Seorang warga yang juga sebagai Sekretaris RW09 Desa Rancaekek Wetan, Iwan Sopian mengaku, sejumlah pelaku UMKM mengalami dampak penurunan omzet.
Baca Juga:Gangguan Server Teratasi, Ratusan Ribu Siswa Sudah Tercatat dalam SPMB 2025Mangkrak dan Makan Korban, Proyek Drainase Rancaekek Bikin Warga Resah
“Semua ikut terdampak. Jangankan usaha makanan, saya aja yang buka bengkel termasuk yang kena dampak juga, konsumen karena lihat kondisi drainase dibongkar begini jadi enggan untuk datang,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis (12/6).
Diketahui, proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya itu, sudah dilakukan pembongkaran, digarap sejak awal Maret 2025 lalu, namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti alias mangkrak terbengkalai.
Dampaknya, dikarenakan jembatan di atas drainase menuju kios dan toko telah dibongkar, sedangkan perbaikan tak kunjung ada lanjutan, membuat sejumlah warga kesulitan beraktivitas akibat akses yang rusak.
Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, proyek yang katanya akan menormalisasi drainase, baru sebatas mengbongkar jembatan-jembatan di atas saluran air baik ke toko, kios, bengkel, material, rumah di pinggir jalan atau pun akses masuk menuju gang pemukiman.
Akibat jembatan di atas drainse telah dibongkar akses ke kios, toko, bengkel, rumah dan ke geng terganggu. Akhirnya warga membangun jembatan darutat dengan kayu.
Masih dalam pantauan, keluhan dan jeritan puluhan warga ini dilampiaskan dengan memasang sejumlah spanduk di lokasi proyek.
Spanduk di antaranya bertuliskan ‘Proyek Mangkrak Normaliasi Selokan’ dan ‘Mohon Tidak Lanjuti, Berani Bongkar, Berani Pasang’ serta tulisan ‘Katanya Membenahi Malah Ngarurujit (memperburuk)’.
Baca Juga:Operasi Besar Liverpool, Incar Florian Wirtz dan Milos Kerkez Demi Era Baru SlotHeboh! Dugaan Pungli SPMB di Kota Bandung, Per Kursi Dihargai Rp8 Juta
Iwan mengungkapkan, selain berdampak terhadap sejumlah warga yang mengais rezeki dengan berjualan, kondisi rusaknya akses membuat aktivitas pengangkutan gabah para petani pun terkendala.
“Termasuk ke kawasan belakang, ini masuk gang ke dalam itu ujungnya sawah. Biasa kalau angkut segon (gabah) mobil bisa masuk, sekarang gak bisa jadi harus dua kali kerja mereka (para petani),” ungkapnya.