JABAR EKSPRES – Mangkraknya proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung tak hanya mengganggu aktvitas warga, tapi juga memakan korban.
Hal tersebut diakui oleh seorang warga RW09, Iwan Sopian. Dia mengatakan bahwa kondisi drainase yang sudah dibongkar dan dibiarkan tanpa ada kejelasan penyelesaian itu, telah memakan sedikitnya dua korban terjatuh ke saluran air.
“Kondisi sudah dibongkar dan warga membuat jembatan sementara pakai kayu. Pernah ada yang terjatuh, waktu itu pak ustadz Dedi warga RW09, pas lagi bawa motor nyebrangin jembatan jatuh sama motornya ke selokan,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis (12/6).
Baca Juga:Operasi Besar Liverpool, Incar Florian Wirtz dan Milos Kerkez Demi Era Baru SlotHeboh! Dugaan Pungli SPMB di Kota Bandung, Per Kursi Dihargai Rp8 Juta
Menurut Iwan, kondisi jembatan darurat menggunakan kayu memang cukup berbahaya. Selain riskan patah karena tak kuat menanggung beban berat, juga khawatir licin setiap hujan.
Diketahui, proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya itu, sudah dilakukan pembongkaran, digarap sejak awal Maret 2025 lalu, namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti alias mangkrak terbengkalai.
Dampaknya, dikarenakan jembatan di atas drainase menuju kios dan toko telah dibongkar, sedangkan perbaikan tak kunjung ada lanjutan, membuat sejumlah warga kesulitan beraktivitas akibat akses yang rusak.
Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, proyek yang katanya akan menormalisasi drainase, baru sebatas mengbongkar jembatan-jembatan di atas saluran air baik ke toko, kios, bengkel, material, rumah di pinggir jalan atau pun akses masuk menuju gang pemukiman.
Akibat jembatan di atas drainse telah dibongkar akses ke kios, toko, bengkel, rumah dan ke geng terganggu, akhirnya warga membangun jembatan darurat dengan kayu.
Masih dalam pantauan, keluhan dan jeritan puluhan warga ini dilampiaskan dengan memasang sejumlah spanduk di lokasi proyek.
Spanduk di antaranya bertuliskan ‘Proyek Mangkrak Normaliasi Selokan’ dan ‘Mohon Tidak Lanjuti, Berani Bongkar, Berani Pasang’ serta tulisan ‘Katanya Membenahi Malah Ngarurujit (memperburuk)’.
Baca Juga:City Rogoh Kocek Rp1 T untuk Tijjani ReijndersAtasi Banjir Rob Sayung Demak, Pemprov Jateng Perbanyak Pompa
“Waktu terjatuh pak ustadz Dedi, itu motor sama tabung gas ikut tercebur ke selokan. Jadi posisi lagi naik motor bawa tabung gas, pas nyebrang terjatuh, sampai luka-luka,” jelasnya.
Iwan menerangkan, mangkraknya proyek normalisasi drainase oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung itu, diketahui telah memakan korban kedua, yang usianya masih anak-anak.