JABAR EKSPRES – Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kripto Asia, terutama dengan jumlah investor kripto yang terus meningkat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor kripto Indonesia mencapai 14,16 juta orang pada April 2025, dengan nilai transaksi aset kripto yang menembus Rp35,61 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kripto Indonesia dan Asosiasi Blockchain (Aspakrindo-ABI) Robby menilai perlu adanya inovasi agar Indonesia bisa menjadi pusat kripto Asia.
Baca Juga:Proyek Normalisasi Drainase di Rancaekek Mangkrak, Pemkab Bandung hanya Bongkar Jembatan Tanpa PerbaikanDemi Aspirasi Warga Binaan, Anggota DPR RI Agun Gunandjar Tetap Reses ke Lapas Meski Pakai Tongkat
“Kenaikan ini menjadi sinyal positif bagi Indonesia untuk menjadi pusat kripto Asia, terutama karena Indonesia telah menduduki peringkat ketiga dalam adopsi kripto,” kata Robby yang sekaligus Chief Compliance Officer (CCO) Reku.
Berdasarkan laporan The 2024 Geography of Crypto Report, Indonesia unggul dalam sektor DeFi dan Retail DeFi, menandakan tingginya aktivitas investor ritel dalam transaksi keuangan terdesentralisasi. Peringkat tersebut naik dari tahun sebelumnya yang hanya di posisi lima.
Sementara, Amerika Serikat (AS) hanya menempati peringkat keempat, meskipun memiliki ekosistem layanan kripto yang besar.
Robby juga menegaskan Indonesia masih perlu meningkatkan inovasi di industry blockchain dan Web3 untuk menggenjot pertumbuhan sektor ini.
“Saat ini, asset kripto di Indonesia bukan lagi dianggap sebagai komoditas, namun sebuah instrumen investasi. Hal ini tentunya membuka prospek pengembangan inovasi yang lebih variatif, sehingga dapat meningkatkan appetite investor di Indonesia, baik dari ritel maupun korporasi, juga untuk menarik minat investor dengan berbagai profil risiko.
Dengan demikian, asset kripto dapat menjadi instrumen investasi yang lebih inklusif bagi masyarakat Indonesia,” kata Robby.
Dengan teknologi blockchain yang mendasari asset kripto juga memiliki potensi yang luas di berbagai sektor, mulai dari keuangan, hingga Pendidikan.
Baca Juga:Serbuan Produk Impor Ancam Industri Tekstil, Serikat Buruh Cimahi Konsolidasi Hadapi Gelombang PHKTiga Kendaraan Tak Lulus Uji Emisi, DLH Cimahi Isyaratkan Sanksi dalam Waktu Dekat
“Pemanfaatan teknologi blockchain juga dapat didukung oleh pelaku usaha kripto, asosiasi, perguruan tinggi, hingga komunitas. Blockchain berpotensi menjadi teknologi revolusioner yang perlu ditingkatkan melalui kajian dan edukasi. Sehingga ke depannya, manfaat teknologi ini dapat dirasakan oleh lapisan masyarakat yang lebih luas,” imbuhnya.
Untuk memacu inovasi tersebut, regulator mempunyai peran penting dalam memfasilitasi pertumbuhan industry kripto secara berkelanjutan.
