JABAR EKSPRES – Anggota DPRD Jabar, Tedy Rusmawan, menaruh perhatian serius terhadap nasib para driver ojek online (ojol). Ia berharap keluhan para ojol bisa didengar dan mendapat solusi.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menerangkan, dirinya sering mendengar langsung keluhan para driver ojol, salah satunya terkait besarnya potongan dari aplikator.
“Kami kan sering komunikasi baik dalam saat reses saat turun ke masyarakat. Kadang juga pakai,” jelasnya.
Baca Juga:GMNI Banjar Desak Transparansi dan Independensi dalam Kasus Korupsi Tunjangan DPRD Senilai Rp3,5 MiliarDari Hati untuk Warga, Posdalops Citeureup Persembahkan Penghargaan bagi Mendiang Pemimpin Inspiratif
Tedy melanjutkan, para driver ojol banyak curhat bahwa potongan dari aplikator itu cukup tinggi. Hal tersebut pun sangat berpengaruh pada pendapatan sehari – hari.
“Ada yang sampaikan potongan itu sampai 30 persen. Kalu dari kami kan inginya di kisaran 10 persen,” bebernya.
Menurut Tedy, para driver ojol itu nyaris sebatas tereksploitasi dalam bekerja.
Meskipun banyak program yang dijalankan, potongan yang besar membuat pendapatan harian mereka tidak sebanding dengan usaha yang dikeluarkan.
Selama ini driver juga bertanggung jawab atas kendaraan masing – masing. Artinya ongkos perawatan kendaraan juga menjadi tanggungan driver, bukan aplikator.
Karena itulah, Tedy berharap berbagai keluhan dari driver ojol dapat segera dicari jalan tengahnya.
Secara struktural, ia juga telah menyuarakan aspirasi tersebut hingga ke tingkat pusat, bahkan meneruskannya ke DPR RI agar mendapat perhatian di tingkat nasional.
Baca Juga:Jaga Kelestarian Lingkungan, 230 Ribu Benih Ikan Ditabur di Waduk CirataTerlibat Haji Ilegal, WNI Asal KBB Ditetapkan Bukan Tenaga Kerja Migran
Selain soal potongan, Tedy juga menyayangkan terkait polemik THR bagi driver ojol yang sempat terjadi. “Dulu kan sempat dijanjikan THR dengan nilai sekitar Rp 1 juta. Tapi kenyataan hanya Rp 50 ribu,” terangnya.(son)