JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama SEAMEO Biotrop membuka peluang kerjasama dengan Pemerintah Swedia dalam hal pertukaran para ahli serta pengembangan penyulingan minyak atsiri.
Gagasan itu diawali dengan pertemuan hangat bersama Daniel Blockert selaku Duta Besar Swedia untuk Republik Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan ASEAN, di Jati Room SEAMEO Biotrop, Kelurahan Pakuan, Kecamatan Bogor Selatan, Selasa (13/5).
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan Dubes Swedia ke SEAMEO Biotrop yang merupakan pusat penelitian biodiversitas yang berlokasi di Kota Bogor.
Baca Juga:Ekonomi Lesu, Wisata di Lembang Tak Lagi DiburuAsosiasi Furikake Jepang Kepincut Ingin Investasi di Jabar, Sekda: Sosialisasi Produk hingga Bangun Pabrik
Dedie berharap hasil-hasil penelitian yang ada bisa ditindaklanjuti hingga tahap industri dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Kota Bogor.
“Jadi, jangan hanya berhenti di penelitian, harus bisa menghasilkan atau berdampak pada ekonomi. Ya, tentunya hasil penelitian kemudian menghasilkan satu pertumbuhan ekonomi yang positif untuk Kota Bogor,” tuturnya.
Duta Besar Swedia, Daniel Blockert, mengungkapkan ketertarikannya terhadap pengembangan agrikultur dan bioteknologi di SEAMEO Biotrop, setelah sebelumnya Swedia telah menjalin kerja sama dengan Kota Bogor melalui Center for International Forestry Research (CIFOR).
Deputy Director of Administration SEAMEO BIOTROP, Elis Rosdiawati, menambahkan bahwa kunjungan tersebut sebagai bentuk apresiasi atas peran SEAMEO Biotrop sebagai pusat regional dalam bidang biodiversitas.
Ia menjelaskan bahwa SEAMEO Biotrop memiliki Teaching Factory (Tefa) untuk penyulingan minyak atsiri, yang dapat dikembangkan menjadi berbagai produk seperti minyak wangi dan sabun.