JABAR EKSPRES – Menjelang Hari Raya Iduladha 1446 H, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung mengerahkan 90 personel khusus untuk memperketat pemeriksaan hewan kurban. Tak hanya pemeriksaan fisik, tahun ini DKPP juga menerapkan sistem digital canggih: setiap hewan kurban yang lolos uji akan diberi barcode khusus yang bisa dipindai warga untuk mengecek riwayat kesehatannya secara real-time.
Pemeriksaan intensif ini akan dimulai pada 15 Mei 2025, menyisir seluruh kecamatan di Kota Bandung, termasuk lapak penjualan musiman yang sering luput dari pengawasan. Langkah ini mencakup tahapan ante-mortem (sebelum penyembelihan) dan post-mortem (setelah penyembelihan) guna memastikan daging kurban benar-benar sehat dan aman dikonsumsi.
“Semua hewan yang masuk ke pasar kurban wajib dalam kondisi sehat dan bebas penyakit menular,” tegas Wilsandi Saefuloh, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP, Senin (12/5).
Baca Juga:Hormati Keberagaman, Pemkot Bandung Pastikan Tak Ada Hiburan Malam Beroperasi Saat WaisakSiap-siap! PLN Bagi-bagi Diskon untuk Layanan Tambah Daya, Cuma Klik Lewat Aplikasi!
Dalam menjalankan misi ini, DKPP menggandeng Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Barat 1, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Padjadjaran, serta tim teknologi dari Telkom University.
Salah satu inovasi andalan tahun ini adalah penggunaan aplikasi S-Selamat, yang memungkinkan setiap hewan diberi barcode kesehatan digital. Masyarakat cukup memindai barcode itu lewat ponsel untuk mengetahui informasi seperti asal hewan, status vaksinasi, dan hasil pemeriksaan medis.
“Inovasi ini memberi rasa aman dan transparansi penuh kepada masyarakat. Sekarang, beli hewan kurban bisa sambil cek riwayat kesehatannya langsung dari HP,” kata Wilsandi.
DKPP juga menegaskan bahwa pengawasan tak pandang bulu. Semua titik penjualan—baik lapak resmi maupun musiman—akan diperiksa ketat. Petugas akan menyisir area-area rawan dan langsung memberi tindakan bila ditemukan pelanggaran standar kesehatan hewan.
“Ini bentuk tanggung jawab kami agar standar daging kurban di Bandung tidak hanya halal, tapi juga sehat dan berkualitas,” tutup Wilsandi.