JABAR EKSPRES – Cincin batu akik setiap tahunnya mengalami peminat yang banyak. Bukan hanya dijadikan hiasan tapi bisa juga dijadikan investasi.
Sempat mengalami masa tidak lagi viral, namun di kalangan kolektor sejati, pesona batu akik tak pernah benar-benar padam.
Bahkan hingga hari ini, banyak jenis cincin batu akik yang tetap menjadi incaran karena keunikan warna, motif, serta mitos dan nilai historisnya.
Beberapa jenis batu akik bahkan bisa dihargai hingga ratusan juta rupiah, tergantung pada kelangkaan, kualitas potongan, serta sejarah pemiliknya.
Jika kamu adalah pecinta batu mulia atau sekadar penasaran dengan dunia akik, berikut ini adalah lima cincin batu akik yang paling dicari kolektor, lengkap dengan alasan mengapa nilainya sangat tinggi, apa saja ya kira-kira? Yuk simak ulasan berikut!
5 Cincin Batu Akik yang Paling Dicari Kolektor
1. Batu Bacan Doko – Permata Hijau dari Pulau Kasiruta
Batu Bacan Doko berasal dari Pulau Kasiruta, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Warna hijaunya yang khas dan kemampuan berubah warna atau “kristalisasi” seiring waktu menjadikan Bacan sangat istimewa.
Batu ini dulunya digunakan oleh para bangsawan, bahkan disebut-sebut pernah dipakai oleh Presiden RI pertama, Soekarno.
Ciri khas Bacan Doko adalah warna hijau toska yang jernih dan bisa semakin bening jika sering dipakai. Para kolektor percaya bahwa semakin tua usia Bacan dan semakin sering dikenakan, maka kualitasnya akan semakin baik. Proses kristalisasi alami ini membuat setiap batu Bacan menjadi unik dan tidak bisa ditiru oleh batu sintetis.
Harga pasaran:
- Bacan kualitas standar: Rp500.000 – Rp3 juta
- Bacan super kristal dan besar: Bisa mencapai Rp50 juta – Rp150 juta
2. Batu Giok Hijau (Jadeite) – Lambang Kemakmuran Asia Timur
Batu Giok atau Jadeite telah lama menjadi simbol keberuntungan dan kemakmuran, terutama di Tiongkok dan negara Asia Timur lainnya.
Dalam bentuk cincin, batu ini dipercaya bisa menarik aura positif, memperkuat hubungan sosial, hingga menolak bala.
Yang membuat batu Giok mahal adalah warna hijaunya yang pekat, bening, dan memiliki kilap natural. Giok kelas dunia sering berasal dari Myanmar (Burma), tetapi beberapa ditemukan juga di Sumatera dan Kalimantan. Di Indonesia, batu giok Aceh menjadi salah satu jenis yang cukup populer di pasar lokal.