Vasektomi jadi Syarat Penerima Bansos, Dedi Mulyadi Kebablasan!

JABAREKSPRES – Polemik pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Muyadi yang mengatakan bawa vasektomi jadi syarat penerima bansos menuai kontroversi.

Ketua Umum Ikatan Alumni Pondok Pesantren Ibaadurrahman YLPI Tegallega Sukabumi, Toto Izul Fatah mengatakan, jika pernyataan tersebut akan dilaksanakan menjadi sebuah kebijakan berarti, Dedi Mulyadi dinilai kebablasan.

Menurutnya, jika pernyataan tersebut jadi  kebijakan resmi pemerintah daerah maka sangat disesalkan dan termasuk kebijakan yang sangat ceroboh.

“Saya dan sejumlah tokoh di Jawa Barat ikut menyesalkan pernyataan KDM yang kebablasan ini,’’ ujar Toto dalam keterangannya, Sabtu, (03/05/2025).

BACA JUGA: Datangi Perhutani dan PTPN, Ono Surono Minta Tata Kelola Hutan dan Perkebunan Harus Dievaluasi!

Dia mengatakan, pernyataan tentang vasektomi jadi syarat Bansos dinilai sangat ceroboh dan diucapkan tanpa dipikirkan secara matang.

Sebagai pemimpin, KDM harusnya melihat  ke kiri dan ke kanan, sebelum berbicara tentang isu-isu yang cukup sensitif. Dedi Mulyadi perlu mendengar dulu bagaimana sikap Ormas Islam.

‘’Kita memiliki Ulama seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan lain-lain, termasuk MUI,’’ ujarnya.

Toto mengingatkan, KDM jangan hanyut, apalagi mabuk  dengan momentum warga Jabar yang sedang “demam KDM”, sehingga bebas bicara sesuka hatinya.

BACA JUGA: Usut Tuntas Pembangunan Skybridge Stasiun Bandung yang Mangkrak!

Berbagai blunder yang dilakukannya, sangat potensial mempercepat bulan madu KDM dengan warga Jabar.

“Saya sangat paham dengan semangat KDM dalam memastikan Bansos itu sampai secara efektif. Tapi, tidak dengan cara membuat kesimpulan ceroboh, bahwa warga miskin penerima Bansos itu karena mereka anaknya banyak,” ungkapnya.

Toto yang juga peneliti senior di LSI Denny JA ini berpendapat, dalam Islam, anak itu anugrah yang harus disyukuri.

BACA JUGA: Skywalk Teras Cihampelas Kota Bandung Direvitalisasi lagi, Alokasi Rp 3,9 Miiar!

Meskipun, tidak ada larangan jika ada yang ingin punya anak hanya  satu atau dua, atau bahkan lebih dari itu. Termasuk, mereka yang tak ingin punya anak.

Masalahnya, kata Toto, jangan sampai ada pemaksaan, si A harus punya anak satu, dua atau bahkan tidak punya anak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan