Tegep Boots, Produk Sepatu Kulit Dari Selatan Kota yang Tembus Mancanegara

Di sebuah bengkel perajin sepatu di Pasirluyu, Bandung, deru mesin jahit dan aroma kulit menyambut siapa saja yang masuk. Di sinilah Tegep Boots lahir dan bertahan. Sebuah jenama sepatu kulit asal Bandung yang bukan hanya kuat menapak jalan, tapi juga kokoh menembus batas negara.

Muhamad Nizar, Jabar Ekspres.

Etnawati Melani (47) kini menjadi nakhoda utama usaha fashion tersebut. Sejak suaminya, Tegep Octaviansyah (43) wafat pada 2016, ia dan anak-anak melanjutkan warisan.

“Beliau dulu mulai dari tugas akhir di ITB tahun 1996. Dari situ, cinta pada kulit tumbuh,” kata Etnawati saat ditemui di rumah produksi Tegep Boots, belum lama ini.

Tegep bukan sekadar penggemar sepatu. Ia juga pernah menjadi Presiden Bikers Brotherhood. Dari komunitas motor itulah inspirasi desain Tegep Boots mengalir. Dulu, mereknya bernama Clapman.

Namun, atas saran dosen, diganti menjadi “Tegep” yang dalam bahasa Sunda berarti kasep atau gagah. Nama ini menjadi doa sekaligus identitas.

BACA JUGA:Dampak Perang Dagang AS-Cina, Perajin Tahu Cibuntu: Cuma Empat Harian

Dari bengkel di Pasirluyu, Tegep Boots menjelajah dunia. Mereka pernah tampil di Mercedes Fashion Week di Singapura, juga menjalin kolaborasi dengan desainer diaspora Indonesia di Hong Kong, Mardiana Ika.

“Kami banyak belajar dari beliau soal positioning brand lokal di kancah internasional,” ujar Etnawati.

Namun perjalanan Tegep Boots tidak selalu mulus. Ketika Haji Tegep wafat, mereka kehilangan desainer utama. Tapi jejaring, ilmu, dan komunitas menjadi penyokong.

Perajin menyelesaikan produksi sepatu boots di rumah produksi Tegep Boots di Pasirluyu, Kota Bandung. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Perajin menyelesaikan produksi sepatu boots di rumah produksi Tegep Boots di Pasirluyu, Kota Bandung. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres

Sepatu-sepatu mereka tak hanya dijual di dalam negeri. Kini sedang disiapkan sampel untuk Rusia dan Australia. Bahan baku Tegep Boots mayoritas dari dalam negeri. Sebagian dari pakaian bekas yang diolah ulang.

Mereka juga memakai kulit eksotik seperti ular dan buaya dari penangkaran resmi. Harga sepasang sepatu bisa bervariasi, dari Rp3,5 juta hingga menyentuh Rp100 juta.

BACA JUGA:Cerita Perajin Boneka dari Kabupaten Bandung, Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan