600 Buruh Bandung Raya Berangkat ke Jakarta Peringati May Day

JABAR EKSPRES – Sebanyak 600 buruh dari wilayah Bandung Raya berangkat ke Jakarta dalam rangka memperingati May Day International, Kamis (1/5/2025). Titik kumpul mereka berada di Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung, sejak pagi hari.

Mereka tampak kompak mengenakan atribut serba merah sebagai simbol perjuangan. Sebanyak empat bus telah disiapkan di lokasi untuk membawa peserta aksi yang akan bergabung bersama ribuan buruh lainnya di kawasan Senayan, Jakarta.

Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Jawa Barat, Sudaryanto, mengatakan keberangkatan ratusan buruh dari Bandung Raya ini merupakan bagian dari konsolidasi buruh nasional.

Ia menyebut, secara keseluruhan, Kasbi Jawa Barat mengerahkan sekitar 2.000 anggotanya ke Jakarta.

“Kalau untuk Bandung Raya sekitar 600 orang, dengan 12 bus. Empat bus dari Sumedang, dua dari Kabupaten Bandung, sisanya menyusul. Total buruh dari Kasbi Jawa Barat yang ikut aksi di Jakarta sekitar 2.000 orang,” ujarnya.

BACA JUGA: 741 Personel Polres Cimahi Kawal Kebarangkatan Buruh ke Jakarta di 6 Titik Jalur Tol

Sudaryanto menjelaskan, aksi ini bukan sekadar memperingati Hari Buruh, tetapi juga momentum untuk menyuarakan tuntutan yang selama ini belum dijawab pemerintah, terutama soal revisi Undang-undang Cipta Kerja (Omnibus Law) yang dirasa sangat merugikan para buruh.

“Tuntutannya itu, karena kan merugikan buruh. Soalnya belum ada kepastian kerja, upah murah, pesangon berkurang, banyak lah intinya yang dirugikan,” tegasnya.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di sejumlah daerah sebagai dampak kebijakan tersebut.

Pabrik-pabrik seperti di Garut, Sumedang, dan Bandung menurutnya tutup tanpa alasan jelas sehingga menyulitkan para buruh. Bahkan banyak juga perusahaan yang semena-mena memperlakukan para buruh.

Selain itu, buruh juga menyuarakan berbagai persoalan sosial seperti mahalnya harga pupuk dan sembako, serta desakan agar pendidikan bisa diakses secara gratis.

“Kawan-kawan buruh itu ada yang dipailitkan, di-PHK, pabrik banyak tutup. Belum lagi perusahaan yang semena-mena, tambah pula beban dari perang dagang global. Terus juga kita meminta harga sembako dan pupuk jangan mahal dan juga akses gratis untuk pendidikan,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan