Prancis dan Arab Saudi Gelar Konferensi di New York

JABAR EKSPRES – Prancis dan Arab Saudi berencana menggelar konferensi bersama di New York pada bulan Juni mendatang dengan tujuan mendorong pengakuan terhadap negara Palestina. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, menyampaikan hal ini dalam pernyataannya di hadapan Dewan Keamanan PBB pada Selasa (30/4).

Menurut Barrot, Prancis ingin memajukan upaya pengakuan negara Palestina sembari mendorong normalisasi hubungan antara Palestina dan Israel. Ia menegaskan bahwa hanya solusi dua negara yang diyakini mampu mengakhiri konflik berkepanjangan antara kedua pihak.

Namun demikian, Barrot juga mengakui bahwa jalan menuju solusi tersebut masih banyak berbagai rintangan. Di antaranya adalah ekspansi permukiman ilegal Israel di wilayah Tepi Barat, kekerasan dari pemukim ekstremis, pelemahan Otoritas Palestina, serta isu sensitif seperti rencana aneksasi dan pemindahan penduduk secara paksa.

Sementara itu, kondisi di lapangan semakin memburuk sejak pecahnya konflik besar pada 7 Oktober 2023. Wilayah Gaza terus menjadi sasaran serangan udara Israel, yang telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina. Dalam serangan terbaru saja, tercatat sekitar 730 orang tewas dan lebih dari 1.300 lainnya mengalami luka-luka, termasuk anak-anak.

BACA JUGA: AS Ancam Mundur dari Mediasi Rusia-Ukraina

BACA JUGA: Investigasi Kebakaran Pelabuhan Shahid Rajaee: Ada Kelalaian

Israel kini menguasai lebih dari separuh wilayah Gaza dan menyatakan akan mempertahankan keberadaannya di zona-zona keamanan di Gaza, Lebanon, dan Suriah tanpa batas waktu. Kebijakan ini memicu kecaman dari ketiga negara yang menilai tindakan Israel sebagai pendudukan ilegal dan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Selain itu, pemberlakuan blokade oleh Israel telah menyebabkan krisis pangan akut di Gaza. Sekitar 400.000 warga terancam kelaparan karena minimnya pasokan makanan. Program Pangan Dunia PBB bahkan menyebut kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut kini berada pada tingkat yang sangat kritis.

Konferensi yang dirancang Prancis dan Arab Saudi ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata menuju penyelesaian damai, meskipun tantangan di lapangan masih sangat besar.*

SUMBER: ANTARA

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan