JABAR EKSPRES – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif ekspor kepada setiap negara, termasuk Indonesia.
Berkaitan dengan hal itu, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) Jawa Barat khawatir kebijakan tersebut akan berdampak terhadap industri padat karya lokal.
“Industri alas kaki, tekstil termasuk pakaian jadi di Jawa Barat ekspornya banyak ke Amerika dengan adanya peraturan ini, akan sangat berdampak terhadap industri khususnya industri padat karya di Jawa Barat,” kata Ketua KSPI Jawa Barat Roy Jinto.
Menurutnya, dampak dari industri padat karya nantinya dikhawatirkan terjadinya PHK secara besar-besaran, karena produksi akan mengalami penurunan. Bahkan, ini juga berpotensi membuat perusahaan tutup.
“Kita khawatir dengan kenaikan tarif dasar ekspor tersebut akan berdampak terhadap PHK secara besar-besaran karena perusahaan akan mengurangi tenaga kerja untuk mengurangi cost, bahkan perusahaan bisa tutup,” jelasnya.
BACA JUGA: Perbankan Daerah dan Syariah: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Inklusif
Melihat kondisi tersebut, Roy meminta pemerintah untuk membuat langkah-langkah penting dalam menangani ancaman-ancaman atau risiko terburuk tersebut. Ia juga mendorong pemerintah melakukan negosiasi dengan Amerika.
“Sehingga pemerintah harus segera mencari jalan keluar dari kondisi pasar domestik dan ekspor negara lain menjadi alternatif serta melakukan negosiasi degan pemerintah Amerika,” ucapnya.
Amerika merupakan tujuan ekspor terbesar dari industri padat karya di Jawa Barat. Sehingga, tarif baru yang dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump lebih terasa di Jabar dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya.
“Selama ini industri padat karya mengandalkan ekspor ke Amerika apalagi alas kaki hampir 90 persen ekspor ke AS,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Nining Yuliastiani berpendapat serupa dengan Roy.
BACA JUGA: Dinilai Lebih Ekonomis, Warga Pilih Mudik Menggunakan Kapal Laut
Menurut Nining, kebijakan Amerika tersebut akan berdampak signifikan terhadap industri padat karya di wilayahnya.
Namun, ia menambahkan, pemerintah provinsi sudah membuat beberapa skema untuk memitigasi beberapa risiko yang akan terjadi.
“Indag akan mendorong untuk melakukan diversifikasi ekspor ke negara di luar Amerika dengan melakukan Analisa yang menyeluruh terhadap minat dan ketertarikan produk Jabar,” kata Nining.