JABAR EKSPRES – Menjelang Lebaran dan beberapa hari setelah hari raya Idul Fitri, sepertinya jadi momen yang dipilih para bandar aplikasi Investasi bodong seperti AKQA untuk SCAM.
Terbukti baru beberapa hari sejak lebaran, aplikasi AKQA ini langsung tidak bisa lagi melakukan penarikan.
Jika member ingin bisa WD, diwajibkan untuk membayar sejumlah deposit sebagai biaya verifikasi akun, karena mereka mengklaim ada sejumlah akun tak dikenal yang mengajukan permintaan penarikan gaji, sehingga menarik perhatian dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Indonesia (PPATK) hingga membekukan dana tersebut di rekening aman PPATK.
Baca Juga:Bocoran Info Member Aplikasi AKQA yang Sudah Bayar Verifikasi Akun, Benarkah Bisa WD lagi?Ini yang Harus Dilakukan Member Aplikasi AKQA Agar Uang Bisa Kembali
Aplikasi AKQA menggunakan alasan tersebut untuk menghindar membayar gaji para membernya, hingga para member mau membayar biaya verifikasi tersebut.
Alasan semacam ini selalu muncul saat aplikasi menjelang scam, atau terbukti sebagai penipuan.
Parahnya, setelah para member membayar deposit ternyata aplikasi tetap tidak memberikan kesempatan kepada para membernya untuk melakukan penarikan, yang akhirnya berujung pada SCAM.
Lalu kemana para member bisa mengadu dan mencari solusi setelah menjadi korban penipuan aplikasi investasi bodong seperti ini?
Pertanyaan tersebut muncul di media sosial yang menjadi pertanyaan bagi banyak membernya juga.
“Minta tlong barang kali ad yg tau bagaimana cara melaporkan aplikasi beserta anggota2 didalamnya yg terlibat modus penipuan deposit2 dan itu sudah terjadi pertemuan2 nyata dgn para pengikut di ballroom KANAYA kota probolinggo.. ini sudah sgt meresahkan warga probolinggo…
bnyak yg tertipu bahkan seorg PNS jg sudah kena tipu puluhan bahkan ratusan juta. trims yg mau jawab dan membantu, jgn smpai kluarga anda kena juga.” Salah satu unggahan dari
akun Adisca Aprilia di sosial media Facebook, tepatnya di grup Pusat Informasi Probolinggo (Official).
Unggahan tersebut langsung kebanjiaran komentar yang sebagian besar berisi curhatan dari para korbannya yang menyebutkan besaran kerugian yang diderita.