Orasi Ilmiah Guru Besar Ilkom Unisba: Era Content Creator dan Tantangan Jurnalisme

JABAR EKSPRES – Media sosial telah mengubah lanskap jurnalisme, di tengah derasnya arus informasi digital, content creator saat ini hadir sebagai aktor baru yang ikut memproduksi berita.

Fenomena tersebut menjadi sorotan dalam orasi ilmiah Prof. Dr. Septiawan Santana Kurnia, Guru Besar Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Islam Bandung (Unisba), yang dikukuhkan pada 27 Februari 2025.

“Jurnalisme kini berada dalam era budaya partisipatif. Content creator menantang jurnalisme untuk tetap berkualitas, baik dalam bentuk maupun isi,” kata Septiawan dalam orasinya berjudul ‘Bagaimana Jurnalisme Melihat Content Creator di dalam Kegiatan Jurnalistik’, saat pengukuhan guru besar di Aula Utama Unisba.

BACA JUGA: Efek Efisiensi dan Larangan Study Tour, Sektor Wisata di Bandung Barat Makin Lesu

Menurutnya, pergeseran ini berawal dari kemunculan Web 2.0 yang memungkinkan khalayak menjadi bagian dari produksi media. Kini, batas antara jurnalis dan audiens semakin kabur. Di satu sisi, content creator membawa inovasi dan kebebasan berekspresi, tetapi di sisi lain, mereka juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi jurnalisme profesional.

“Media sosial memberikan jalan baru bagi jurnalisme untuk mengunjungi khalayak. Namun, jika tidak berhati-hati, penyebaran informasi yang tidak diverifikasi bisa berujung pada misinformasi,” ujar Septiawan, mengutip Surat Al-Hujurat Ayat 6 yang menekankan pentingnya verifikasi dalam menerima informasi.

Fenomena content creator semakin mendominasi ruang digital, platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok memberikan ruang bagi individu untuk menciptakan dan mendistribusikan konten mereka sendiri, tanpa melalui lembaga media tradisional.

BACA JUGA: Pertamax Diduga Dioplos, Warga Bandung Barat Geram dan Kecewa

Namun, Septiawan menegaskan bahwa tidak semua content creator dapat dikategorikan sebagai jurnalis.

“Pekerjaan jurnalisme bukan hanya milik wartawan semata. Content creator memang bisa menyampaikan informasi, tetapi mereka harus memahami bahwa berita bukan sekadar hiburan, ia harus berbasis kebenaran dan diverifikasi dengan ketat,” katanya.

Jurnalisme, lanjutnya, memiliki kode etik yang mengikat. Berbeda dengan content creator yang sering kali lebih menekankan aspek hiburan dan engagement audiens, jurnalisme bertanggung jawab pada penyampaian fakta yang akurat dan berimbang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan