Karena itu untuk sementara ini jatah pembuangan sampah dari Kabupaten Bandung Barat ke TPA Sarimukti tetap sesuai kesepakatan awal 17 rit per hari.
Arief menekankan Pemkab Bandung Barat tak mengandalkan jatah angkut TPA Regional se-Bandung Raya untuk membereskan sampah yang menumpuk di wilayahnya.
Menurutnya, Pemprov Jawa Barat sudah dari lama mendorong empat kabupaten/kota di Bandung Raya untuk mengurangi sampahnya.
BACA JUGA:4 Daerah di Bandung Raya Langgar Komitmen Pembatasan Ritase, TPA Sarimukti Makin Parah!
Sehingga adanya kesepakatan pembatasan kuota ritase sampah, yakni Kota Bandung 140 ritase, Kabupaten Bandung 70 ritase, Kota Cimahi 17 dan Kabupaten Bandung 17 Ritase.
“Iya betul (sampah diselesaikan di wilayah) karena kesepakatan sudah ada. Jadi kami dari provinsi membantu dalam penyediaan TPA Sarimukti dan sesuai (aturan) harus daerah harus mengitensifkan upaya pengurangan sampahnya,” imbuhnya.
Arief menambahkan, pembatasan pembuangan sampah ini harus dilakukan karena kondisi TPA Sarimukti sudah kritis. Jika tidak dibatasi, pihaknya khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti longsor atau kebakaran seperti yang terjadi sebelumnya.
“Jadi memang kita batasi karena kondisi TPA Sarimukti sudah sangat overload. Kalau tidak dibatasi saya khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Memang konsukensinyan (penumpukan sampah), tapi kabupaten kota harus ada pengurangan sampah, kita berupaya bantu kabupaten kota tapi harus mengintensifkan pengurangan sampah di sumbernya,” tandasnya.
BACA JUGA:Guna menanggulangi Gunungan Sampah, Ritase Harian Pasar Caringin Ditambah
Diketahui, Pemkab Bandung Barat telah mengajukan penambahan kuota ritase angkut sampah karena sudah terjadi penumpukan sampah disejumlah titik, termasuk di UPT Kebersihan.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup KBB Syahria mengatakan pihaknya mengajukan penambahan minimal sebanyak 13 ritase berharap Bandung Barat 140-150 ton per hari.
Hal itu perlu dilakukan untuk menangani gunungan sampah di wilayah tersebut yang berpotensi darurat sampah. Dengan 30 rit dikatakan Syahria ada 20 persen sampah dari total produksi yang mencapai 760 ton per hari itu bisa dibuang ke TPA Sarimukti. Sehingga penumpukan-penumpukaan di TPS bisa ditangani.