Lulusan SMK Banyak Nganggur, DPRD Dorong Penyesuaian Kurikulum

JABAR EKSPRES – Pengangguran di Jawa Barat tertinggi di Indonesia. DPRD Jabar mendorong adanya kebijakan strategis untuk memadukan kurikulum SMK dengan kebutuhan dunia industri.

Tingginya pengangguran itu terlihat dari publikasi terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Tercatat TPT pada Agustus 2024 ada di angka 6,75 persen.

Angkanya memang turun dibanding periode sebelumnya yang masih di 7,44 persen. Tapi, angka 6,75 persen itu mencatatkan posisi Jawa Barat di urutan teratas dibanding provinsi lain. Angkanya juga di atas TPT Nasional yang ada di 4,91 pesen.

Padahal di periode Agustus 2023 lalu, Jabar masih di bawah Provinsi Banten. Kala itu TPT Banten di angka 7,52 persen. Sedangkan Jabar di angka 7,44 persen.

BACA JUGA:Perusahaan Leasing di Bogor Diduga Mark Up Dana Talang, Sembilan Bintang Lapor Polisi

Mirisnya lagi, TPT dari karakteristik pendidikan yang ditamatkan yang cukup tinggi adalah SMK dengan 12,74 persen. Padahal lulusan SMK digadang-gadang siap kerja.

Berkaitan dengan itu, Wakil Ketua DPRD Jabar Iwan Suryawan berpendapat bahwa butuh ada evaluasi serius terkait kurikulum SMK. Agar lulusan yang dihasilkan SMK benar-benar terserap dunia kerja atau industri. “Bisa jadi sekarang lulusan SMK itu tidak selaras dengan kebutuhan perusahaan. Jadi banyak nganggur,” jelasnya.

Karena itulah pihaknya mendorong ada penyesuaian yang lebih kongkrit bagi SMK. “Kurikulum SMK harus nyambung dengan dunia industri. Termasuk adaptasi perkembangan teknologi saat ini,” paparnya.

Selain itu, tingginya gelombang PHK akhir-akhir ini juga patut jadi perhatian. Pemerintah juga perlu mengambil kebijakan strategis. Tentunya dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Di satu sisi buruh mendorong ada kenaikan upah, tapi di sisi lain perusahaan keberatan.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan