JABAR EKSPRES – Debat publik terakhir dalam pemilihan kepala daerah Kota Banjar berhasil menarik perhatian publik. Sulyanati, sebagai Eksponen FPSKB dan Pembina Yayasan Bantu Banjar, memberikan apresiasi yang tinggi kepada KPU sebagai penyelenggara dan kepada para cendekiawan serta intelektual yang telah berkontribusi dengan dedikasi penuh sebagai tim perumus dan panelis.
“Mereka menunjukkan kepedulian yang besar terhadap tata kelola pemerintahan Kota Banjar agar lebih baik,” ujar Sulyanati, Jumat (22/11).
Ihtiar KPU dalam membenahi konsep dan desain debat terlihat membuahkan hasil, terutama dalam sesi debat yang terstruktur dan tematis. Para kandidat dituntut untuk menyusun pertanyaan dan merespons dengan cepat sesuai dengan panduan tema yang ada.
Meskipun ada kesan bahwa debat tersebut mirip dengan undian cerdas cermat, hal ini wajar dilakukan untuk menghindari debat yang tidak produktif seperti pada sesi debat pertama.
BACA JUGA: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini 22 November 2024, Mulai dari Rp825.000
Namun, di balik kesuksesan debat tersebut, Sulyanati menyoroti beberapa catatan kritis yang perlu dicermati oleh publik pemilih Kota Banjar.
Dia berharap debat ini dapat meningkatkan kualitas pemilu serta memberikan dampak positif terhadap pemilihan calon pemimpin yang berkualitas.
“Salah satu catatan penting adalah mengenai narasi para kandidat yang disampaikan dalam debat, terutama tema ‘kolaborasi pembangunan daerah yang berkelanjutan untuk memperkokoh kebangsaan dan menjawab tantangan lokal’ yang terkesan umum. Meskipun demikian, para panelis dan perumus berhasil menguraikannya dalam lima subtema yang relevan dengan kondisi lokal,” katanya.
Dalam paparan pertama, konteks 100 hari kerja para kandidat menjadi sorotan. Sulyanati mencatat bahwa orientasi kinerja 100 hari pertama dari semua kandidat masih berada pada tataran makro dan cenderung hanya berupa narasi visi.
“Padahal, 100 hari seharusnya menjadi rencana strategi aksi yang lebih sederhana dan terukur, dengan penjelasan yang mudah dipahami oleh publik,” ujarnya.
BACA JUGA: PLN Icon Plus Berkolaborasi dengan Indomobil Untuk Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Sulyanati juga memberikan catatan khusus mengenai setiap pasangan calon. Paslon nomor urut satu dinilai masih terlalu umum dalam pengembangan kesehatan dan pendidikan, tanpa menjelaskan model yang ingin dicapai dalam 100 hari.