Gunung Lewotobi Laki-Laki terus Erupsi, Kemenhub Siapkan Angkutan Laut

JABAR EKSPRES – Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih mengalami erupsi hingga Minggu (10/11/2024) malam WITA. Akibatnya, sejumlah akses transportasi mengalami hambatan hingga pemberhentian operasional sementara.

Menanggapi hal ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan alternatif angkutan laut untuk memastikan kelancaran transportasi dan angkutan logistik ke wilayah terdampak.

Hal ini disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo di Jakarta, Senin (11/11). “Selama beberapa bandara dan penerbangan berhenti sementara, angkutan laut menjadi alternatif dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan.”

Bersama para pemangku kepentingan terkait, Kemenhub menjadikan angkutan laut sebagai alternatif untuk mendukung angkutan orang dan barang.

BACA JUGA:Real Madrid Krisis Bek Tengah, Sergio Ramos Solusi Tepat hingga Akhir Musim

Untuk itu, penyesuaian rute tengah dilakukan salah satunya KM Egon yang regular melayani rute Waingapu-Lembar menjadi Labuan Bajo-Lembar. Kapal yang mengangkut 100 wisatawan dari Labuan Bajo itu dijadwalkan tiba di Pelabuhan Lembar pada Senin (11/11) pukul 18.00 WITA.

Selain itu, kapal roro milik Dharma Lautan yang sandar di Labuan Bajo pada 11 dan 12 November 2024 akan diberi dispensary jumlah penumpang, sesuai banyaknya alat keselamatan yang tersedia.

Kemudian, kapal cepat juga akan dikerahkan melayani rute Labuan Bajo-Sape, untuk selanjutnya diarahkan menuju bandara yang tidak terdam pak seperti Bima atau Lembar.

Lebih lanjut, Pangkapan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Surabaya juga diperintahkan untuk memberangkatkan kapal patrol KNP Chundamani ke Bali pada Senin (11/11) dini hari. Dengan estimasi perjalanan 30 jam sampai Labuan Bajo.

BACA JUGA:Ini Peran 2 Tersangka Baru Kasus Buka Blokir Situs Judol Libatkan Pegawai Komdigi!

Selanjutnya, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuan (KSOP) Labuan Bajo membuka Posko Kesiapan Transportasi Laut di terminal penumpang, serta mengeluarkan Notice to Marine (NTM) keselamatan dan broadcast melalui stasiun radio pantai (SROP) setiap jam. Untuk memperkuat koordinasi, komunikasi, serta sinkronisasi evakuasi.

Adapun hingga saat ini, operasional bandara masih menyesuaikan situasi abu vulkanik erupsi. Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu teramati + 1000 meter di atas puncak (+ 2584 m di atas permukaan laut).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan