Cek Kualitas Udara, KLHK Pasang AQMS dan SPQUA di Pemkab Bandung Barat

JABAR EKSPRES – Air Quality Monitoring System (AQMS) atau Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (SPQUA) dipasang Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Kompleks Pemerintahan Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, Idad Saadudin menyebut, pemberian alat pemantau kualitas udara kepada Pemkab Bandung Barat ini bertujuan untuk meninjau secara langsung serta terus menerus, terkait tingkat kualitas udara di Bandung Barat setidaknya dalam jarak 5 Kilometer dari SPQUA itu dipasang.

Menurutnya dengan alat ini, DLH Bandung Barat bisa mendapatkan informasi terkait kualitas udara di wilayahnya.

BACA JUGA:Apa Kata Pakar Soal Pemberantasan Judi Online di Kota Bandung?

“Jadi sistem pemantauan air secara terus menerus real time dan itu bisa dipantau oleh Jakarta. Karena pemerintah pusat yang punya, tapi kita juga bisa dapat informasi itu karena ada di wilayah kita. Tapi akunnya harus di registrasi dari KLHK,” kata Idad Saepudin kepada wartawan, Jumat (12/7/2024).

Ia menambahkan, dalam penggunaan AQMS dan SPQUA pengujian kualitas udara di Bandung Barat menggunakan metode pasif sampler. Kendati cara tersebut bisa mengukur kualitas udara dengan jarak yang cukup jauh, namun hasilnya tidak langsung dilihat.

“Itu (pasif sampler) berbeda dengan stasiun ini karena yang itu tidak real-time. Ujung-ujungnya kita tidak bisa sendiri juga kualitas udara misalnya harus bekerjasama dengan lingkungan hidup. Jadi satu metode. Adapun swasta anggap saja itu pembanding,” paparnya.

BACA JUGA:Viral Video Polisi Razia HP Masyarakat Antisipasi Judi Online, Warganet: Ini Pelanggaran Privasi!

Sementara itu Staf Bidang P2KL DLH KBB, Heru menjelaskan sedikitnya ada tujuh indikator untuk mengukur kualitas udara di suatu wilayah. Selain itu data kelembaban, temperatur serta arah dan kecepatan angin juga menjadi faktor penting.

“Ada SOX atau SO2 kemudian ada NO2 SO2 Sulfur Dioxide kemudian NO Nitrogen Dioxide, kemudian Ozon, O3, kemudian ada Nitro Karbon mungkin ada sekitar 6 sama tujuh parameter. Nah itu nanti akan ditampilkan datanya melalui sistem kita,” kata Heru.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan