JABAR EKSPRES – Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Stockholm dan dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B menemukan koneksi menarik antara tidur dan usia subjektif.
Temuan studi tersebut menunjukkan bahwa jumlah tidur yang kita dapatkan dapat mempengaruhi signifikan persepsi kita tentang usia, membuat kita merasa bertahun-tahun lebih muda atau lebih tua dari usia sebenarnya.
Mengingat peran tidur dalam kesejahteraan dan fungsi kognitif secara keseluruhan, para peneliti berusaha untuk mengungkap apakah pola tidur bisa menjadi faktor yang berkontribusi pada perasaan muda.
“Mengingat bahwa tidur sangat penting untuk fungsi otak dan kesejahteraan secara keseluruhan, kami memutuskan untuk menguji apakah tidur menyimpan rahasia untuk mempertahankan rasa usia yang muda,” kata penulis studi Leonie Balter, seorang psikoneuroimunolog dan peneliti di Departemen Psikologi Universitas Stockholm.
Penelitian ini terdiri dari dua studi berbeda: analisis cross-sectional dan studi pembatasan tidur eksperimental.
Studi pertama melibatkan 429 partisipan yang fasih dalam bahasa Inggris dan tinggal di Inggris. Partisipan menyelesaikan survei melalui smartphone mereka selama jendela waktu tetap di sore hari, memastikan bahwa penilaian usia subjektif dan kantuk konsisten di seluruh responden.
Ukuran kunci yang diminati, usia subjektif, diukur menggunakan pertanyaan tunggal yang meminta partisipan untuk merenungkan seberapa tua mereka merasa saat itu, dengan respons dijajarkan antara 12 dan 120 tahun.
Peneliti menemukan bahwa kantuk yang meningkat dan jumlah hari dengan tidur yang tidak cukup selama 30 hari terakhir dikaitkan dengan perasaan lebih tua dari usia kalender seseorang.
Secara spesifik, setiap hari tambahan tidur yang dirasa tidak cukup berkorelasi dengan perasaan 0,23 tahun lebih tua, sedangkan setiap peningkatan unit dalam kantuk pada Skala Kantuk Karolinska (KSS) dikaitkan dengan perasaan 1,22 tahun lebih tua. Secara signifikan, partisipan yang melaporkan tidak ada hari tidur yang tidak cukup merasa secara signifikan lebih muda dari usia kalender mereka.
Baca juga: Dampak Psikologis Kesepian: Meningkatnya Risiko Kecanduan Smartphone
Studi kedua melibatkan desain silang acak dengan 186 partisipan, berusia 18 hingga 46 tahun. Studi ini bertujuan untuk menilai secara langsung bagaimana dua kondisi tidur yang berbeda — saturasi tidur dan pembatasan tidur — mempengaruhi bagaimana partisipan merasa relatif terhadap usia sebenarnya mereka.