Nuruddin menekankan pentingnya memberikan umpan balik yang membangun dan evaluasi rutin kepada siswa tentang perkembangan sikap dan kepribadian profesional mereka.
“Kami terus mendorong para siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah dengan efektif. Ini mencakup kemampuan untuk mengenali masalah, mengumpulkan informasi yang relevan, dan merancang solusi yang tepat,” ungkap Kepala Bidang PPD Disdik Kota Cimahi itu.
Program pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C berbeda dari pendidikan formal. Paket-paket tersebut memberikan alternatif bagi individu yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan formal.
BACA JUGA: Duta Pemuda dan Pemuda Pelopor Ajak Generasi Muda Berperan Aktif dalam Pemerintahan
Perbedaan antara pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C dengan pendidikan formal terletak pada pendekatan pembelajarannya. Pendidikan kesetaraan menawarkan metode pembelajaran yang lebih fleksibel, sementara pendidikan formal mengikuti kurikulum dan jadwal yang terstruktur secara ketat.
Menurut Nuruddin, pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada individu yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan formal agar bisa memperoleh ijazah yang setara.
“Sedangkan pendidikan formal bertujuan untuk memberikan pendidikan dan keterampilan yang lebih lengkap dan mendalam,” bebernya.
Menurutnya, pentingnya kurikulum yang relevan dan sesuai kebutuhan peserta juga merupakan tantangan. Kurikulum harus mencakup keterampilan dan pengetahuan berguna bagi peserta setelah menyelesaikan program.
“Kurikulum perlu disusun agar mencakup keterampilan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta untuk meningkatkan kualitas hidup mereka setelah menyelesaikan program,” tandasnya. (Mong)
BACA JUGA: SMPN 1 Cimahi Ajarkan Siswa Bangun Karakter dan Nilai-Nilai Toleransi