JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayahnya untuk menambah kapasitas tempat tidur ruang inap.
Hal ini menyusul merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat, Nurul Rasihan mengatakan, penambahan ruang inap itu dimaksudkan agar layanan kesehatan terhadap masyarakat tetap berjalan.
“Ruang inap di beberapa rumah sakit mulai penuh. Meski nggak semuanya pasien DBD, namun untuk saat ini DBD mendominasi. Karena itu rumah sakit diharap melakukan penambahan ruang perawatan pasien,” kata Nurul usai dihubungi, Minggu (24/3/2024).
BACA JUGA: Rivera Bogor Tempat Asyik Ngabuburit dan Buka Bersama, Banyak Wahana Seru dan Menantang
Ia menjelaskan, kasus DBD di Bandung Barat sejak 1 Januari hingga 23 Maret 2024, jumlahnya sudah mencapai 1.143 orang dengan 11 kematian.
Dari jumlah itu sebanyak 71 orang masih dirawat di rumah sakit dengan rincian 10 di RSUD Lembang, 16 di Rumah Sakit Karisma Cimareme (RSKC), 21 di Rumah Sakit Cahya Kawaluyan, 14 di RSIA Graha Medika Padalarang, dan 10 pasien di RS IMC Padalarang.
“Karena ruang rawat sudah penuh, rumah sakit akan melakukan penambahan bed, itu sudah SOP. Apalagi mereka punya pengalaman tatkala menghadapi Pandemi Covid-19,” tambah Nurul.
BACA JUGA: Gastrack Pakai Motor Trail, 2 Orang Warga Bekasi Tersesat di Bukit Hambalang
Dengan catatan angka kasus DBD ini, Bandung Barat menempati Insidens Rate (IR) 61 kasus per 100.000 penduduk, artinya dari 100.000 penduduk warga Bandung Barat terdapat potensi 61 kasus DBD. Sedangkan indeks fatalitas penyakit atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 0.77 persen, artinya dari seluruh penduduk kbb ada sekitar 0.77% diantaranya meninggal karena DBD.
“Jika dilihat dari sebaran kasus DBD, Kecamatan tertinggi yakni Cililin dengan 165 kasus, Lembang 152 kasus, dan Cipongkor dengan 98 kasus,” paparnya.
Menurutnya, peningkatan kasus DBD ini dipicu beberapa faktor. Namun paling utama karena telah memasuki musim hujan sehingga perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti lebih cepat.
BACA JUGA: Walhi Rekomendasikan Angka Pengembangan RTH Cimahi