JABAR EKSPRES – Naiknya harga beras di Kota Sukabumi ternyata tak hanya dikeluhkan oleh para penjual. Riak suara keresahan pun dilontarkan oleh para pelaku usaha rumah makan.
Seperti Atun (73) misalnya. Dia merupakan pedagang nasi/ usaha warteg yang beralamat di Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi. Menurutnya, kenaikan harga pokok itu yang paling terasa adalah saat ini.
“Kurang lebih 20 tahun menjalani usaha rumah makan, baru kali ini kenaikan harga beras begitu terasa,” ungkap Atun pada Jabar Ekspres, Rabu (28/2).
Atun yang sudah berjualan kurang lebih selama 20 tahun itu mengatakan, kenaikan bukan hanya dari beras saja, bahan pokok lainnya pun turut melambung.
BACA JUGA: Harga Beras Terus Naik, Pembuat Lontong Terpaksa Kecilkan Ukuran
“Sayuran juga naik kaya cabe rawit, sekarang Rp100 ribu per kg, emang sih kalo sayuran naik turun (fluktuatif). Kalo yang kerasa paling naik mah beras,” tuturnya.
Masih kata Atun, ia mengaku bahwa naiknnya harga beras di pasaran tak berarti dirinya juga ikut menaikan harga jual makanannya. Sebab, konsumen tak jarang yang komplain.
“Harga jual mah ga dinaikin, biasanya pembeli suka protes kenapa biasanya harga segini sekarang jual segini, Jadi ga berani. Risiko,” terang Atun.
Atun merelakan sedikit keuntungannya untuk menutupi harga nasi yang tak ikut naik. Tak lupa dirinya berharap agar pemerintah bisa mencari solusi atas melambungnya harga kebutuhan pokok di pasar.
“Pengennya mah (harga) terkendali, sekiga dari pemerintah ada solusi,” tutupnya. (Mg9)
BACA JUGA: Cerita Pedagang Nasi di Tengah Meroketnya Harga Beras