Cerita Pedagang Nasi di Tengah Meroketnya Harga Beras

BANDUNG, JABAR EKSPRES – Hampir dua pekan, kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) yakni beras alami kenaikan harga hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di Kota Bandung, beras termurah kini berada di kisaran Rp16.000 hingga Rp17.000 perkilo.

Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh bagi pelaku usaha yang menyajikan nasi sebagai hidangan utamanya. Pemilik warung masakan padang, Heryati (41) mengungkapkan, dirinya harus memutar otak guna keberlangsungan usahanya.

Diakuinya, kini dirinya harus merogoh kocek lebih dalam guna membeli beras yang memiliki kualitas seperti biasanya.

“Lumayan terasa, biasanya beras yang Rp14.000 perkilonya itu udah bagus. Sekarang yang Rp16.500 perkilo kualitasnya sama kaya yang Rp12.000 sampai Rp13.000 pas sebelum harga naik,” kata Heryati kepada Jabar Ekspres, (16/2).

BACA JUGA: Ada Kenaikan Harga Beras, Pemkot Bandung Masih Gencarkan GPM

“Jadi, sekarang paling ngakalinnya lebih ke ngurangin lauknya. Itu biar nasinya bisa terus pakai beras yang biasa saya beli,” lanjutnya.

Langkah yang diambil tentunya berdampak langsung kepada omzet yang mengalami pengurangan. Namun, menurut Yati sapaan akrabnya, yang terpenting ialah bagaimana mempertahankan kualitas masakannya.

“Sebelum ini (harga beras naik) sehari bisa nabung lah. Ibaratnya, entah Rp200 ribu atau lebih. Cuman sekarang harus sabar dulu, yang terpenting pembeli terus langganan di warung saya,” paparnya.

Hal yang sama pun dirasakan oleh pedagang lain yang memiliki usaha serupa dengan Heryati. Iin (38) menuturkan, dirinya nekat membeli beras berkarung-karung guna mengantisipasi harga yang dikhawatirkan bakal melonjak lebih tinggi.

BACA JUGA: BULOG Jabar Tetap Gelontorkan Beras

Imbasnya, menu pada dagangannya berkurang 4 hingga 5 jenis masakan. Langkah ini diambil guna menghilangkan biaya tak terduga dalam pembelian beras.

“Mending ngurangin menu, tapi tiap jenisnya ada. Misal kaya ayam biasanya kan ada goreng, semur, balado, nah sekarang hanya satu macem yaitu goreng aja,” kata Iin.

“Jadi gak ada pikiran beli beras lagi, takut harga tambah mahal. Usaha gini kan gak cukup 1 atau 2 kilo, jadi mengurangi sementara lah,” tambahnya.

Sebagai masyarakat yang terdampak langsung dalam kenaikan yang terjadi pada komoditi beras, Iin berharap, dalam waktu singkat harga barang tersebut bisa kembali normal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan