Pasar Gedebage Dihantui Gunungan Sampah, Kinerja Pengelola Dinilai Buruk

JABAR EKSPRES – Ditutupnya Tempat Penampungan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, menimbulkan persoalan lingkungan di sejumlah daerah.

Pasar Gedebage, Kota Bandung pun berpotensi dilanda gunungan sampah, apabila penarikan dihentikan akibat TPAS Sarimukti ditutup total.

Aktivis Lingkungan yang juga Ketua Badan Kehormatan Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat, Dedi Kurniawan mengatakan, baik Pasar Gedebage maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung belum mampu lakukan pengelolaan sampah mandiri.

BACA JUGA: Cawe–cawe Pemilu hingga Politisasi Bansos, Guru Besar UPI Tegur Presiden melalui Petisi Bumi Siliwangi

“Secara umum situasi setelah ditutupnya TPAS Sarimukti kurang lebih sepekan yang lalu, tentu akan berdampak terhadap penumpukan sampah di beberapa daerah, termasuk Kota Bandung,” kata Dedi kepada Jabar Ekspres, Senin (5/2).

Menurutnya, apabila merujuk data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar beberapa waktu lalu, sebanyak 60 persen timbulan sampah dihasilkan dari pihak-pihak berpengelola di wilayah Kota Bandung.

Dedi menjelaskan, sampah yang dihasilkan oleh pihak berpengelola itu, di antaranya yakni hotel, resto, apartemen, mall hingga pasar.

“Sedangkan sisanya 40 persen sampah itu dihasilkan dari pemukiman atau sampah rumah tangga,” jelasnya.

Dedi mengakui, dampak ditutupnya TPAS Sarimukti akan menimbulkan dampak serius, meski untuk sementara ini di lingkungan pemukiman belum begitu terlihat.

“Saya melihat untuk pemukiman masih aman-aman saja dari satu minggu ditutupnya TPAS Sarimukti, mungkin Pemkot Bandung lebih mengutamakan kelola sampah yang 40 persen dari rumah tangga,” bebernya.

Dedi menerangkan, justru sampah yang dihasilkan dari pihak berpengelola perlu jadi perhatian, jangan sampai penumpukan terjadi karena tidak adanya upaya pengelolaan mandiri.

“Sampah berpengelola bisa terkena dampak di sini karena harusnya bagaimana mengelola atau meminimalisir sampah sendiri, agar sampah tidak berdampak atau tidak menumpuk,” terangnya.

“Dampak di sini semua pasar, termasuk Gedebage. Kalau sistemnya sebatas dibuang-diangkut, ketika sekarang TPAS Sarimukti ditutup jadi persoalan karena tidak bisa mengelola sendiri,” lanjut mantan Ketua Dewan Walhi Jabar.

Dedi mengungkapkan, Pasar Gedebage sudah melakukan pengelolaan tapi upaya tersebut masih sangat jauh ketimpangannya, jika dibandingkan dengan timbulan sampah per harinya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan