JABAR EKSPRES – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat menggelar kegiatan silaturahmi dan deklarasi pemilu damai di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (5/2/2024).
Ketua FKUB, Rafani Achyar mengatakan dalam kegiatan silaturahmi memang secara rutin sering dilakukan namun kali ini dikemas dengan agenda deklarasi damai untuk menghadapi momentum pemilu 2024.
BACA JUGA: Ajengan dan Ustazah di Bandung Deklarasikan Dukungan ke Prabowo Gibran
“Jadi memang ini dikemas dalam silaturahim bagi FKUB itu rutin apalagi dalam menghadapi momentum seperti pemilu hari ini. Kemudian karena ada kekhususan momentum pemilu maka kita mengemas juga deklarasi,” ujar Rafani saat ditemui di lokasi.
Rafani menjelaskan, jika deklarasi ini merupakan sebuah komitmen dari FKUB dan tokoh-tokoh lintas agama agar pemilu ini berjalan damai, aman, nyaman dan tentram sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Khususnya dalam perbedaan pilihan karena secara tidak langsung hal tersebut merupakan aspirasi politik.
“Nah karena itu kami ingatkan perbedaan pilihan pasti ya karena itu aspirasi politik. Tapi yang terpenting mari kita hormati perbedaan itu, itulah demokrasi,” katanya.
Rafani menyebut, dalam poin-poin deklarasi ini dirinya juga menginginkan apapun hasilnya dan siapapun yang terpilih semua masyarakat harus bisa menerima karena semuanya sudah dilaksanakan dengan aturan.
“Karena kalau sudah akhir pemilu masih ada orang tidak mau menerima itu yang menurut kami akan terjadi hal yang berkepanjangan jadi intinya di situ,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kesbangpol Jawa Barat Sapta Yulianto, mengatakan dengan adanya deklarasi dari FKUB Jawa Barat ini merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga harmoni dan kesatuan di tengah perbedaan politik.
“Sehingga kami bekerja sama dengan FKUB yang juga mitra strategis kita ingin meng diclair bahwa tokoh-tokoh agama juga sama, bahwa dalam menghadapi pemilu ini jangan ada polarisasi yang ekstrim sehingga ada perpecahan di umat beragama,” ungkapnya.
Sehingga dirinya juga menyoroti terkait pentingnya menjaga situasi dan kondusifitas selama periode pemilu dan mengambil pembelajaran dari polarisasi yang terjadi pada pemilu sebelumnya.