Kampoeng Rajoet Binong Gelar Lomba Rajut Wajah Capres 2024

JABAREKSPRES.COM, BANDUNG – Lomba rajut wajah tokoh Kampoeng Rajoet Binong Jati kembali digelar, Sabtu (25/11). Menariknya selain wajah pahlawan nasional hingga artis Kota Bandung, wajah ketiga calon presiden (capres) pemilu 2024 juga turut dikompetisikan untuk dirajut. Ketiganya adalah wajah Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Koordinator Kampoeng Rajoet Binong Jati Eka Rahmat Jaya mengungkapkan, sedikitnya ada 20 peserta yang berkompetisi dalam lomba rajut bertema Merajut Asa Kita itu. Mereka adalah para perajut andalan yang sudah diseleksi dari para perajut di Kampoeng Rajoet Binong. “Para pemilik usaha rajut mengirimkan perajut terbaiknya,” katanya.

Eka melanjukan, ada tiga nominasi rajut yang dikompetisikan. Pertama adalah rajut handmade. Kategori rajut yang paling tradisional yang masih menggandalkan tangan dan jarum rajut. “Nominasi ini temanya nusantara, ada yang buat hiasan rumah, sepatu hingga sandal,” cetusnya.

Nominasi kedua adalah rajut intersia. Di nominasi ini yang cukup menantang. Karena para peserta diadu untuk merajut wajah.

Wajah yang dirajut mulai dari pahlawan nasional seperti Soekarno, R.A Kartini, Ki Hajar Dewantara. Termasuk yang unik adalah wajah ketiga capres Pemilu 2024. “Kami tidak memihak capres manapun, ini untuk ikut meneriahkan saja. Karena momentumnya memang sedang Pemilu,” ucapnya.

Nominasi berikutnya adalah rajut generasi modern menggunakan mesin. Di nominasi ini lebih banyak lagi opsi wajah tokoh yang dirajut. Di antaranya beberapa artis papan atas dan Publik Figure Kota Bandung seperti Rafi Ahmad ataupun Ridwan Kamil.

Menurut Eka, kompetisi rajut wajah itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit dalam prosesnya. Utamanya nominasi handmade atau intersia. Butuh waktu satu sampai dua jam untuk menyelesaikan rajut wajah.

Eka menerangkan, tujuan lomba rajut itu pertama adalah untuk ikut memperingati Hari Pahlawan. Berikutnya adalah untuk melestarika budaya merajut, hingga regenerasi perajut.

Maklum, seiring berjalannya waktu, generasi muda makin terkikis yang mau berkutat di dunia rajut. Apalagi rajut handmade atau intersia yang membutuhkan skill khusus. “Kami ingin terus menumbuhkan rasa cinta merajut di Kampoeng Rajoet ini,” pungkasnya.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan