Di Era Digital, SMAN 5 Cimahi Tingkatkan Kesadaran Bahaya Cyberbullying 

JABAR EKSPRES – Dalam era digital, bahaya cyberbullying semakin merajalela di kalangan remaja. Serangan verbal atau pun intimidasi melalui media sosial dapat merusak kesehatan mental mereka. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap korban cyberbullying.

Dampak mengerikan cyberbullying pada remaja semakin nyata di era digital, mengakibatkan stres, depresi, bahkan peningkatan kasus bunuh diri. Perlu kesadaran kolektif untuk melindungi generasi muda dari ancaman online yang merusak ini.

Pendidikan sekolah fokus pada pencegahan cyberbullying. Dengan menerapkan materi bahaya bullying, siswa diajarkan untuk mengenali, menghindari, dan melaporkan tindakan intimidasi daring, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung.

BACA JUGA: Tolak UMP, 5 Serikat Buruh Bakal Kepung Kantor Bupati Bandung Barat

Program P5 di SMAN 5 Cimahi menekankan pendidikan anti-bullying untuk siswa kelas 10 dan 11. Dengan fokus pada pemahaman bahaya bullying, siswa semakin sadar dan terampil dalam mencegah serta mengatasi tindakan pelecehan di lingkungan sekolah.

Dzulfikar Akmal (16), siswa kelas 10, menyatakan, pemahamannya terhadap materi dari proyek P5 meningkat. Guru memberikan informasi tentang pencegahan bullying dan memberikan kesempatan untuk berdiskusi, memperkaya pemahaman siswa.

“Sebelum melaksanakan proyek P5, kami mengikuti konseptualisasi pada minggu pertama. Selama sesi ini, kami menerima materi tentang bullying, termasuk cara pencegahannya, dampaknya, dan solusi yang diterapkan. Kesempatan diskusi bersama guru memberikan ruang bagi kami untuk mendalami pencegahan bullying secara lebih interaktif,” ujarnya pada Jabar Ekspress, Kamis (23/11).

Dalam pandangannya, proyek P5 membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan memberikan keleluasaan ekspresi. Interaksi intens antara guru dan siswa memungkinkan mereka untuk lebih leluasa mengutarakan pemahamannya.

“Pada minggu kedua, kami diberikan proyek terkait bullying, seperti drama, cipta lagu, dan karya 2 dimensi. Melaksanakan proyek tersebut memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan, memperkaya pemahaman, dan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih asyik bagi kami,” ucap Dzulfikar.

Sementara itu, menurut Syifa Nurul (15) mengungkapkan bahwa pemahaman terhadap materi dalam program P5 sangatlah mudah, berbeda dengan pengalaman biasanya. Penerapannya juga mampu meningkatkan kepercayaan diri siswa dan menginspirasi mereka untuk menuangkan ide kreatif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan