Website Israel Dihack! Buntut Perang Israel vs Hamas

JABAR EKSPRES – Beberapa kelompok hacker telah menargetkan situs-situs Israel dengan membanjiri lalu lintas berbahaya menyusul serangan darat, laut dan udara yang dilancarkan terhadap Israel oleh kelompok militan Hamas pada hari Sabtu, yang mendorong Israel untuk menyatakan perang dan membalas.

Surat kabar Israel, The Jerusalem Post, melaporkan pada hari Senin bahwa sejak Sabtu pagi situs webnya tidak dapat diakses “karena serangkaian serangan siber yang dilancarkan terhadap kami.”

Pada saat artikel ini ditulis, situs web surat kabar tersebut masih terlihat down.

Rob Joyce, direktur keamanan siber di National Security Agency, dilaporkan mengatakan dalam sebuah konferensi pada hari Senin bahwa telah terjadi serangan penolakan layanan (DDoS) dan perusakan situs web, tanpa mengaitkan serangan siber tersebut dengan kelompok-kelompok tertentu.

“Namun kami belum melihat aktor jahat negara (bangsa) yang nyata,” kata Joyce.

Sudah menjadi hal yang umum bagi kelompok hacktivist untuk melancarkan serangan siber selama konflik bersenjata, seperti yang terjadi di Ukraina. Para peretas ini sering kali tidak berafiliasi dengan pemerintah mana pun, melainkan kelompok peretas yang terdesentralisasi dan bermotif politik. Aktivitas mereka dapat mengganggu situs web dan layanan, tetapi jauh lebih terbatas dibandingkan dengan aktivitas kelompok peretas negara-bangsa. Para peneliti dan lembaga pemerintah seperti NSA mengatakan bahwa mereka hanya melihat aktivitas para hacktivist sejauh ini dalam konflik Hamas-Israel.

Baca Juga: 12 Faksi Militan Palestina Bersatu, Israel Kocar-Kacir

Konsulat Jenderal Israel di New York dan NSA tak langsung memberikan komentar.

Pernyataan Joyce tampaknya mengkonfirmasi temuan peneliti keamanan Will Thomas, yang mengatakan kepada awak media bahwa dia telah melihat lebih dari 60 situs web yang diturunkan dengan serangan DDoS, dan lebih dari lima situs web yang di-deface pada hari Senin.

“Hal yang mengejutkan saya tentang hacktivism seputar konflik ini adalah jumlah kelompok internasional yang terlibat, seperti mereka yang diduga berasal dari Bangladesh, Pakistan, dan Maroko, yang juga menargetkan Israel untuk mendukung Palestina. Kami juga melihat kembalinya para pelaku ancaman lama yang telah berpartisipasi dalam serangan dan menyebarkannya dengan menggunakan tagar #OpIsrael selama bertahun-tahun,” ujar Thomas dalam sebuah obrolan online.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan