Tahun Ini Angka Kematian Ibu di Jabar Meningkat, Anemia Jadi Perhatian

JABAREKSPRES.COM, BANDUNG – Angka kematian ibu di Jawa Barat masih memprihatinkan. Pada 2023 ini, angkanya naik jika dibanding 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Raden Vini Adiani Dewi mengungkapkan, jumlah kematian ibu di triwulan III 2023 di Jabar tercatat ada 444 kasus. Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan 2022 yang ada di angka 441 kasus.

“Meningkat 3 kasus,” katanya, Sabtu (7/10).

Vini melanjutkan, angka kematian ibu itu tersebar di 27 kota kabupaten di Jabar. Dengan angka tertinggi ada di Kabupaten Bogor dengan 50 kasus.

BACA JUGA: Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Luar Ruangan Kota Bandung Banyak Dijumpai, Tanggung Jawab Balai Bahasa?

Kemudian dari sisi penyebab kematiannya juga beragam. Mulai dari faktor eklampsi, pendarahan, infeksi, hingga gangguan metabolisme. Namun terbanyak adalah eklampsi dengan 114 kasus. Eklampsi sendiri dapat dipahami sebagai komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang sebelum, selama, atau setelah persalinan.

Dalam kesempatan itu, Vini juga menguraikan bahwa untuk angka kematian pada bayi pada 2023 ini cenderung menurun. Jumlahnya di angka 2230 kasus. Lebih rendah jika dibanding pada 2022 yang di angka 2504 kasus.

Vini merangkan, tingginya angka kematian ibu termasuk bayi itu banyak ditopang faktor anemia. Yakni kondisi kekurangan sel darah merah pada remaja hingga ibu hamil.

“Ada sekitar 48 persen perempuan di Jabar kasus anemia,” terangnya.

Menurut Vini, kasus anemia yang tinggi ini sejalan dengan kasus kematian ibu ataupun anak.

“Ibu meninggal saat melahirkan atau bayi yang meninggal ujung-ujungnya si ibu anemia,” jelasnya.

Karena itulah, Dinas Kesehatan Jabar bakal memberikan fokus yang serius untuk menuntaskan masalah anemia tersebut. Caranya melalui berbagai program promotif dan preventif. Dengan harapan itu bisa menunjang kesehatan para remaja perempuan termasuk para ibu hamil.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan