Angka Kematian Ibu di Jabar Meningkat jadi Perhatian Komisi V

JABAR EKSPRES – Meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat (Jabar) bakal menjadi perhatian serius Komisi V DPRD Jabar. Kondisi itu bakal menjadi bahan evaluasi komisi dalam rapat dengan dinas terkait, dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar.

Anggota Komisi V DPRD Jabar Siti Muntamah mengungkapkan, sejauh ini laporan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait memang masih belum detail kaitanya kondisi AKI tersebut. Karena itulah fenomena itu bakal didalami lebih lanjut ketika Komisi menggelar pertemuan dengab OPD terkait. “Ini akan jadi bahan evaluasi,” jelasnya kepada Jabar Ekspres, Selasa (10/10).

BACA JUGA: Menengok Seke Bakan Teureup, Air Melimpah yang Belum Teroptimalkan di Tengah Kemarau

Perempuan kelahiran Banyuwangi itu melanjutkan, dari data sekilas faktor tertinggi AKI adalah Eklampsi. Faktor tersebut pemicunya juga kompleks. “Bisa dari perilaku hudup sehat, hingga pola makan. Nanti akan kami dalami lagi,” tuturnya.

Menurut Siti, pola koordinasi antara Pemprov dan Pemda Kabupaten atau Kota yang kini banyak dijabat Penjabat (Pj) juga bisa jadi salah satu perhatian. “Mungkin apakah terjadi mis antara provinsi dengan daerah. Itu juga perlu diperdalam,” ucapnya.

Sejauh ini Komisi V selalu mendukung sejumlah program yang dilakukan Pemprov atau Dinkes dalam hal kepentingan kesehatan masyarakat. Misalnya untuk merealisasikan berbagai program kesehatan seperti Puspa ataupun Germas. Termasuk dalam optimalisasi layanan di rumah sakit daerah. “Kalau untuk Dinkes itu kami dukung 100 persen top lah,” jelasnya.

Di sisi lain, Kadinkes Jabar dr. Raden Vini Adiani Dewi sempat menguraikan bahwa kondisi AKI pada 2023 ini memang tengah meningkat jika dibanding tahun sebelumnya. Jumlah kematian ibu di triwulan III 2023 di Jabar tercatat ada 444 kasus. Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan 2022 yang ada di angka 441 kasus.

BACA JUGA: Kabupaten Bandung akan Alami Hari Tanpa Bayangan? Simak Penjelasan BMKG!

Vini melanjutkan, angka kematian ibu itu tersebar di 27 kota kabupaten di Jabar. Dengan angka tertinggi ada di Kabupaten Bogor dengan 50 kasus.

Kemudian dari sisi penyebab kematiannya juga beragam. Mulai dari faktor eklampsi, pendarahan, infeksi, hingga gangguan metabolisme. Namun terbanyak adalah eklampsi dengan 114 kasus. Eklampsi sendiri dapat dipahami sebagai komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang sebelum, selama, atau setelah persalinan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan