Putri dari Mantan Presiden Uzbekistan Dituduh Jalankan Organisasi Kriminal

JABAR EKSPRES- Pada Kamis, jaksa federal Swiss mengumumkan bahwa mereka telah menuntut hukuman terhadap putri mantan presiden Uzbekistan dengan tuduhan menerima suap dan menjalankan organisasi kriminal yang dikenal sebagai “The Office”.

Gulnara Karimova, putri dari Islam Karimov yang memimpin Uzbekistan dari tahun 1991 hingga 2016, didakwa memimpin sebuah operasi yang diduga mengalirkan suap senilai ratusan juta dolar dari perusahaan telekomunikasi.

Meskipun dia membantah tuduhan tersebut, kasus ini melibatkan transfer uang melalui rekening bank di beberapa negara sebelum masuk ke rekening di Swiss, seperti yang diungkapkan oleh Kantor Kejaksaan Agung (OAG).

Menurut OAG, pemilik manfaat sesungguhnya dari rekening bank tersebut adalah “manusia jerami,” yang berperan dalam menyembunyikan kenyataan bahwa Gulnara Karimova adalah penerima manfaat sebenarnya.

Jumlah uang yang terlibat sangat besar, dengan lebih dari 340 juta franc Swiss ($370 juta) telah disita dengan tujuan untuk dikembalikan ke Uzbekistan.

Baca juga: Setelah Kecelakaan, Australia Berhentikan Pengoprasian Helikopter Taipan

Baca juga: NATO Mata-matai Militer Rusia Lewat Pesawat Pengintai ke Lithuania

Lebih dari 440 juta franc dalam bentuk aset masih disita dalam proses persidangan terhadap Karimova dan terdakwa lainnya, termasuk mantan direktur umum anak perusahaan perusahaan telekomunikasi Rusia di Uzbekistan yang tidak disebutkan dalam dakwaan.

Sebelumnya, Gulnara Karimova merupakan seorang pengusaha sukses dan perwakilan negaranya di PBB di Jenewa.

Saat ini, dia berada dalam penjara di Uzbekistan setelah dipenjara pada tahun 2019 karena melanggar ketentuan tahanan rumah, berdasarkan hukuman lima tahun yang dia terima pada tahun 2015 atas tuduhan penggelapan dan pemerasan. Karimova telah menolak dakwaan tersebut dan akan memperjuangkan pembebasannya, menurut pengacaranya, Gregoire Mangeat, seorang pengacara asal Swiss.

OAG mengungkapkan bahwa, setidaknya dari tahun 2001 hingga 2013, Karimova memimpin sebuah organisasi kriminal yang disebut sebagai “The Office,” yang terdiri dari beberapa puluh anggota dan banyak perusahaan yang menjalankan aktivitas kriminal sebagai bisnis profesional, serta melakukan tindak kekerasan dan intimidasi.

Surat dakwaan ini juga menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan asing yang ingin beroperasi di sektor telekomunikasi Uzbekistan harus menyuap Karimova, yang memanfaatkan kedudukannya sebagai putri presiden dan pejabat publik Uzbekistan untuk mendapatkan pengaruh yang tak terbatas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan