Kemarau Berkepanjangan, DKPP Klaim Ketersediaan Pangan di Kota Bandung Masih Aman

JABAR EKSPRES – Ditengah isu kekeringan dan kemarau berkepanjangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung klaim ketersediaan pangan masih dalam kategori surplus.

Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar menuturkan, hasil itu berdasarkan pada pragnosa ketersediaan dan kebutuhan pangan di Kota Bandung pada tahun 2023, yang memperlihatkan neraca pangan masih berada di level positif atau sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Hal itu menunjukan bahwa stok pangan strategis masih cukup sampai akhir tahun” ujar Gin Gin, Rabu 13 September 2023.

Gin Gin menyebut, Beras merupakan komoditi yang surplusnya paling tinggi diantara komoditi lain yang angka ketersediaan perbulannya mencapai 1.273/ton perbulan.

BACA JUGA : UMKM Jalan Lurah Tak Diajak Sosialisasi, Pemkot Cimahi Dinilai Dzolim

“misalnya komoditi beras, dari kebutuhan masyarakat Kota Bandung sebanyak 189.143 ton/tahun, ketersediaan beras Kota Bandung sebanyak 204.416 ton/tahun, dengan demikian masih ada surplus sebanyak 15.273 ton/tahun, atau rata-rata stok beras masih surplus sebanyak 1.273 ton/bulan” jelasnya.

Selain beras, komoditi pangan staretegis pun masih berada di level positif dan sanggup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pasaran.

“Untuk komoditi pangan strategis lainnya seperti jagung surplus 248 ton/bulan, bawang merah surplus 27 ton/bulan, bawang putih surplus 32 ton/bulan, cabe merah besar surplus 27 ton, cabe rawit surplus 46 ton” katanya

“Dan untuk perdagingan, daging sapi suplus 41 ton/bulan, daging ayam surplus 245 ton/bulan, telur ayam surplus 290 ton/bulan, gula pasir surplus 1.973 ton/bulan dan minyak goreng surplus 388 ton/bulan” tambahnya.

BACA JUGA : Pelaku UMKM di Jalan Lurah Tolak Rekayasa Lalu Lintas Oleh Dishub Kota Cimahi, Ini Alasannya!

Dirinya berharap, selain fokus dalam menyediakan kebutuhan pangan pada masyarakat, pihaknya menghimbau agar masyarakat bisa terus menjalankan program Buruan Sae yang di gagas oleh DKPP Kota Bandung.

Hal tersebut agar kebutuhan protein masyarakat bisa terpenuhi lewat program budidaya tersebut.

“Diharapkan melalui kegiatan tersebut, masyarakat akan terpenuhi kebutuhan protein nabati dan hewaninya, dan diharapkan pula kegiatan ini dapat menurunkan tingkat inflasi untuk komoditi pangan yang harganya selalu bergejolak” pungkasnya (Dam)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan