JABAR EKSPRES – Setelah ditutupnya TPAS Sarimukti akibat terjadinya kebakaran sejak tanggal 19 Agustus 2023 lalu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, mencatat penumpukan sampah di TPS kini telah menyentuh diangka 8.000 ton lebih.
“Sudah lebih dari 8.000 ton sampah yang menumpuk di Kota Bandung. Maka untuk sampah yang haru, diharapkan masyarakat itu memilah sampahnya baik yang organik dan anorganik,” ucap Kepala DLH Kota Bandung, Dudi Prayudi saat dikonfirmasi, Rabu (30/4).
BACA JUGA: Kualitas Udara Hampir Masuk Kategori Tidak Sehat, Pemkot Bandung Lakukan Uji Emisi pada Kendaraan Bermotor
Dudi menambahkan, cara pemilahan oleh masyarakat diharapkan menjadi solusi dalam pengurangan jumlah sampah sebelum dibuang ke TPS.
Sambil menunggu proses pemadam api di TPAS Sarimukti, Dudi juga menyebut saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sedang mencari lahan untuk digunakan sebagai penampungan sementara.
“Yang jelas di semua TPS sudah overload, makanya kita sekarang sedang mencari lahan yang setidaknya bisa digunakan sebagai penampungan sementara,” ungkapnya.
Disinggung soal status darurat sampah, Dudi mengatakan bahwa pihaknya sangat berharap TPAS Sarimukti dapat kembali dioperasikan. “Jadi ini hanya solusi jangka pendek, sehingga kita sangat berharap Sarimukti (TPAS) sesegera mungkin dibuka, karena Kota bandung sangat mengandalkan Sarimukti,” ucapnya.
BACA JUGA: Pemanfaatan Lahan Pussenkav Gagal, 10.000 Ton Sampah di Kota Bandung Belum Terangkut
Maka dari itu, Dudi berharap masyarakat khususnya dapat melakukan pemilahan sampah terlebih dahulu. “Maka untuk sampah yang baru, diharapkan masyarakat itu memilah sampahnya. Jadi, yang organik dan anorganik. Nah, untuk yang organik itu bisa diolah dengan loseda, komposter, atau yang lainnya. Kemudian, yang anorganik itu bisa dijual ke bank sampah sehingga nanti masalah sampah ini selesai di sumber,” pungkasnya. (San).