Perawat Inggris Menjelaskan Motif Dibalik Pembunuhan 7 Bayi, Juga Ancam Nyawa 6 Anak Berikutnya

JABAR EKSPRES – Inggris dikejutkan oleh serangkaian pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang perawat bernama Lucy Letby. Insiden ini dianggap sebagai salah satu kasus pembunuhan berantai terburuk dalam sejarah dunia medis negara tersebut.

Dalam tindakan yang mengguncang hati banyak orang, Lucy Letby terlibat dalam pembunuhan tujuh bayi dan disinyalir memiliki rencana untuk membunuh enam bayi lainnya. Tragedi ini mencakup bayi yang paling muda, yang baru berusia satu hari. Informasi ini diambil dari laman NDTV.com pada hari Minggu, 20 Agustus 2023.

Motivasi di balik perbuatan mengerikan yang dilakukan oleh perawat berusia 33 tahun ini belum sepenuhnya terungkap. Meskipun demikian, selama persidangan yang berlangsung selama 10 bulan, jaksa penuntut memberikan beberapa kemungkinan alasan di balik tindakannya.

Baca Juga: Tujuan Jokowi Ke Kenya

Salah satu momen tragis yang terungkap dalam persidangan ini adalah pembunuhan terakhir yang dilakukan oleh Lucy Letby. Dua bayi kembar laki-laki menjadi korban terakhirnya, dikenal dalam pengadilan dengan inisial O dan P. Bayi O meninggal tak lama setelah Letby kembali dari perjalanan liburan di Ibiza pada Juni 2016, sementara bayi P menghembuskan nafas terakhir sehari setelah saudara kembarnya.

Jaksa penuntut, selama persidangan, menggambarkan bahwa pada saat itu, Lucy Letby “kehilangan kendali sepenuhnya,” dan bahkan mencatat bahwa “dia seolah-olah berperan seakan-akan sebagai pihak yang memiliki kuasa seperti Tuhan.”

Dalam konteks ini, jaksa penuntut menyiratkan bahwa Letby terlibat dalam tindakan kejam dengan cara menyakiti bayi, lalu berperan sebagai orang pertama yang mengidentifikasi tanda-tanda kesehatan yang memburuk. Mereka bahkan menyatakan bahwa Letby tampaknya menikmati skenario tersebut, dan memainkan peran yang seolah-olah mengendalikan nasib para bayi.

Baca Juga: Belanda dan Denmark Akan Kirim Jet Tempur ke Ukraina

Proses hukum terhadap Lucy Letby melibatkan serangkaian penangkapan dan pembebasan. Namun, pada penangkapannya yang ketiga pada tahun 2020, dia akhirnya didakwa secara resmi dan ditahan.

Selama penggeledahan di tempat tinggalnya, petugas polisi menemukan dokumen dari rumah sakit dan catatan tangan yang ditulis oleh Letby, dengan kalimat mencolok: “Saya jahat, saya melakukan ini.” Jaksa penuntut dalam persidangan mengindikasikan bahwa Letby mungkin merasakan sensasi dari kesedihan dan putus asa yang tercipta di sekitar situasi tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan