JABAR EKSPRES – Bencana banjir menghantam Ibu Kota Alaska pada akhir pekan lalu, Sabtu (5/8/2023), membuat salah satu rumah hancur dan hanyut terseret oleh arus banjir sungai dengan kekuatan yang mengerikan.
Di lansir dari Reuters, sebuah rumah berwarna putih yang terletak di Mendenhall, Ibu Kota Alaska, terlihat hancur, tenggelam dan hanyut terbawa oleh aliran banjir. Sebuah video menunjukkan momen dramatis ketika rumah tersebut hanyut terbawa arus banjir.
Bencana banjir ini di sebabkan oleh semburan glasial yang terjadi selama akhir pekan di daerah tersebut. Dalam video terlihat, aliran sungai yang deras dengan cepat merusak dan menghanyutkan rumah tersebut. Hanya menyisakan sebagian kecil bangunan yang masih berdiri di tanah.
Baca juga : Kondisi Panji Petualang Melemah Pasca Digigit Ular Kobra, Kini Terkena Diabetes
Karena insiden banjir ini di anggap sebagai yang terbesar yang pernah terjadi di Mendenhall. Pemerintah segera melakukan tindakan evakuasi bagi penduduk setempat.
Layanan Cuaca Nasional (NWS) menerima laporan tentang pohon-pohon besar yang tumbang ke Sungai Mendenhall dekat Juneau pada malam Sabtu. Saat air sungai naik dan mengikis tepian sungai.
Banjir semburan glasial terjadi ketika air yang terperangkap tiba-tiba keluar melalui retakan di bendungan es yang menipis. Fenomena ini semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia sebagai dampak dari perubahan iklim.
Pada Minggu pagi, ketinggian air Danau Mendenhall mencapai hampir 15 kaki (sekitar 4,6 meter). Naik 3 kaki dari rekor sebelumnya pada tahun 2016, dan 5 kaki di atas tingkat banjir “sedang” menurut NWS.
Meskipun air surut dengan cepat pada Minggu pagi di Sungai Mendenhall di Alaska. Peringatan banjir tetap berlaku hingga pukul 10 pagi waktu setempat, menurut laporan NWS.
Para ilmuwan mengindikasikan bahwa cuaca ekstrem semacam ini di perkirakan akan semakin sering terjadi akibat perubahan iklim yang di sebabkan oleh aktivitas manusia.
Baca juga : Lucinta Luna Mengaku Stres dan Depresi setelah Menerima Kritik Pedas dari Netizen Usai Podcast Deddy Corbuzier
Mereka melaporkan bahwa peran perubahan iklim sangat signifikan dalam terjadinya gelombang panas rekor yang melanda Amerika Utara, Eropa, dan China pada bulan Juli yang lalu.