PSI Terpecah Jadi 2 Kubu? Pengamat Soroti Dukungan ke Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo

JABAR EKSPRES – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menyoroti sosok Prabowo Subianto dan eksistensi Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Jamiluddin Ritonga menilai bahwa PSI akan mendukung Prabowo Subianto.

Seperti diketahui bahwa Prabowo Subianto digadang-gadang masih diharapkan untuk maju sebagai calon Presiden atau Capres pada Pilpres 2024 mendatang oleh para pendukungnya. Sementara itu, Jamiluddin Ritonga menilai bahwa PSI akan memberikan dukungan kepada mantan rival Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 lalu.

Tidak hanya itu, Jamiluddin Ritonga menyoroti soal PSI terpecah menjadi dua kubu dalam internalnya. Pasalnya ia menilai bahwa kader ingin mendukung Prabowo Subianto tapi, sebagian lagi ingin mendukung Ganjar Pranowo.

BACA JUGA: Relawan Iwan Bule Rapatkan Barisan untuk Pemenangan Prabowo Presiden

Ia juga menyoroti mundurnya sebagian kader PSI setelah partainya dikunjungi oleh Prabowo Subianto. Bahkan ia menilai bahwa sebagian elite PSI ingin mendukung Prabowo Subianto tetapi, sebagaian lagi lebih memilih Ganjar Pranowo.

“Kader PSI mundur pasca partainya dikunjungi Prabowo Subianto. Salah satunya Guntur Romli. Hal itu mengindikasikan terbelahnya kader PSI dalam mendukung bakal Capres. Sebagian elite PSI tampak ingin mendukung Prabowo, tapi sebagian lagi lebih memilih Ganjar Pranowo,” kata Jamiluddin kepada wartawan, dikutip JabarEkspres.com pada Selasa, 8 Agustus 2023.

BACA JUGA: Prabowo Mendapat Dukungan Untuk Menang di Pilpres 2024

Lebih lanjut, Jamiluddin Ritonga juga mencontohkan apa yang dilakukan oleh Guntur Romli. Menurutnya, hal itu terjadi karena Guntur Romli dianggapnya merasa kecewa dengan partainya sendiri yang terlihat sangat antusias menerima kunjungan Prabowo Subianto.

Menurutnya, kedekatan Prabowo Subianto dengan Jokowi menjadi indikasi kuatnya dukungan PSI terhadap Prabowo Subianto.

“Kedekatan Prabowo dengan Joko Widodo menjadi indikasi kuatnya. Kedekatan itu bisa saja ditafsirkan PSI sebagai dukungan Jokowi kepada Prabowo. Makna dukungan itu lalu disikapi PSI dengan membuka diri komunikasi politik dengan Prabowo,” katanya melanjutkan.

“Hal itu yang tampaknya tidak diinginkan sebagian kader PSI yang sudah terlanjur mendukung Ganjar. Sebagian mereka akhirnya memutuskan meninggalkan PSI,” lanjutnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan