JABAR EKSPRES – Hutan Kota Cawang, Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur menjadi perhatian setelah terkuak bahwa tempat tersebut telah menjadi sarang bagi kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) saat malam hari.
Situasi ini semakin meruncing karena pepohonan yang rimbun dan suasana yang gelap gulita dimanfaatkan sebagai panggung untuk melangsungkan tarian erotis guna memuaskan hasrat sesama jenis.
Berulang kali, pihak kepolisian telah berhasil menggerebek aksi mesum tersebut, sebanyak tujuh kali dalam kurun waktu tujuh bulan terakhir.
Melihat tingginya kejadian semacam ini, Polisi akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah tegas dengan menggelar Cipta Kondisi di Hutan Kota Cawang.
BACA JUGA: Komunitas LGBT Liverpool Tak Rela Jordan Henderson Pindah Al-Ettifaq, Apa Urusannya?
Ipda Aman Wibowo, Ketua Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur, menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk menanggulangi aktivitas yang tidak senonoh dan melindungi moralitas masyarakat.
“Tahun ini saja sudah sekitar tujuh kali, itu selama rentan waktu dua bulan lah. Kita gencar-gencarnya awal bulan Puasa dan habis lebaran,” kata Aman, dikutip dari Disway.id.
Tiap kali dilakukan penggerebekan, selalu ditemukan aksi mesum laki-laki yang menyukai sesama jenis.
Catatan dari aparat menunjukkan bahwa tidak hanya satu lokasi, tetapi beberapa titik di Hutan Kota Cawang menjadi tempat diadakannya pesta mesum.
BACA JUGA: Waduh, Jakarta Bakal Jadi Tempat Pertemuan Komunitas LGBT Se-ASEAN, Ada Apa?
Beberapa orang Indonesia memiliki pandangan tradisional yang menolak LGBT, sering kali berdasarkan keyakinan agama atau budaya.
Orang-orang Indonesia mungkin menganggap orientasi seksual dan identitas gender selain heteroseksual sebagai hal yang salah atau tidak wajar.
Meskipun ada peningkatan kesadaran dan dukungan bagi LGBT di Indonesia, beberapa tantangan dan stigma tetap ada, terutama di wilayah yang lebih konservatif.
